Showing posts with label Mikrobiologi Umum. Show all posts
Showing posts with label Mikrobiologi Umum. Show all posts

Tuesday, 23 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI UMUM: PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI



PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
I.         TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini yaitu meliputi :
1.        Untuk mengetahui alat–alat yang digunakan dalam  mikrobiologi.
2.        Untuk mengetahui dan  memahami fungsi dan cara penggunaan dari masing-masing alat yang digunakan dalam  laboratorium  mikrobiologi.

II.       PRINSIP DASAR
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph ( Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka,2008).
Laboratorium mikrobiologi sendiri merupakan laboratorium yang mempelajari, menyimpan dan melakukan pelayanan dalam bidang mikrobiologi yang meliputi bakteri, virus dan jamur. Fungsi utama laboratorium mikrobiologi, membantu menegakkan diagnosis penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroba, melakukan uji kepekaan serta penelitian-penelitian yang berkaitan dengan mikroba. Sekalipun yang diuji atau diteliti adalah mikroba, namun sterilitas merupakan hal yang mutlak pada pemeriksaan mikrobiologi. Tanpa adanya sterilitas maka hasil yang diperoleh bukanlah kuman yang sesungguhnya namun kuman kontaminan. Alat-alat yang steril namun tidak memperhatikan faktor lain, tidak menjamin bebas dari kontaminasi. Salah satu cara untuk menjaga agar hasil pekerjaan di laboratorium mikrobiologi tidak terkontaminasi, serta dapat melindungi pemeriksa adalah dengan cara cuci tangan (Rachmawati, et al., 2008).
Alat-alat yang digunakan untuk analisis mikrobiologi adalah mikropipet, tip mikropipet, bunsen, vortex, inkubator, autoklaf, lemari es, tabung reaksi bertutup, erlenmeyer 250 ml, tabung Durham, ose, cawan petri, dan stik hockey. Alat-alat yang digunakan untuk analisis kimia adalah tabung katalase steril, buret, cawan porselen, desikator, neraca analitik, oven, butirometer, tabung sentrifuse, sentrifugator, water bath, glass wool, dan peralatan gelas lainnya. Alat-alat yang digunakan untuk analisis fisik adalah pH meter, refraktometer, dan laktodensitometer (Fathir, 2008). 

Alat-alat dissecting set (scalpel, pinset, gunting), alat-alat dari gelas dan logam dicuci dengan detergen dan dibilas dengan air bersih beberapa kali kemudian dikeringanginkan. Kemudian alat-alat dissecting set (pinset, gunting, scalpel) disterilisasi dengan alkohol 96% dan dibakar dengan nyala api spiritus setiap kali akan digunakan di LAF. Alat-alat gelas ditutup aluminium foil, sedangkan alat-alat logam dan cawan petri dibungkus dengan kertas payung, kemudian disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 1210C selama 20 menit. Laminair Air Flow disemprot dengan alkohol 70% terlebih dahulu. Kemudian alat-alat yang dimasukkan ke dalam LAF juga harus disemprot dengan alkohol 70% terlebih dahulu. Selanjutnya ruang tanam disterilisasi dengan sinar UV selama 1 jam sebelum LAF digunakan, ketika LAF digunakan maka sinar UV harus dimatikan. Saat LAF digunakan, maka blower dihidupkan (Fitrianti, 2006).


 UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI 

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM: PEMBUATAN MEDIA






PEMBUATAN MEDIA
I.         TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan media pertumbuhan bakteri
 II.       PRINSIP DASAR
Berdasarkan literatur, waktu yang dibutuhkan untuk  pertumbuhan miselia dalam media cair relatif lebih cepat (Suriawiria, 2001), resikn kontaminasi lebih kecil, dan lebih mudah dikembangkan pada skala yang lebih besar. Fujii dan kawan-kawan, pada tahun 1978 melaporkan bahwa miselia memiliki kandungan dan kegunaan yang hampir sama dengan tubuh buah, yaitu dalam ha1 aktivitas antitumornya. Mengingat kegunaan yang hampir sama tersebut akan menguntungkan apabila tubuh bnah dapat disubstitusi dengan miselianya (Erma, et al., 2003)
Sebelum dipakai dalam uji antibakteri, bakteri S. aureus dan E. coli yang akan dipakai harus diregenerasi terlebih dahulu ( umur 24 – 48 jam). Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat biakan agar miring yaitu menggoreskan biakan dari stok bakteri ke media Nutrient Agar (NA) miring yang masih baru. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam. Biakan tersebut merupakan aktivitas awal dari stok bakteri yang telah disimpan pada suhu 4 – 5 oC. Dari biakan tersebut diambil satu ose untuk setiap bakteri uji ( S. aureus dan E. coli) dan diinokulasikan ke dalam 100 mL Nutrient Broth (NB) steril pada erlemeyer ukuran 250 mL. Selanjutnya erlemeyer tersebut diinkubasi di dalam inkubator bergoyang (shaker) dengan kecepatan 150 rpm (Nufailah, et al., 2008).
Setiap jamur yang tumbuh diinokulasikan pada media PDA menggunakan ose, kemudian diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu kamar. Setiap jamur yang tumbuh diinokulasikan kembali dengan cara memindahkan pada media PDA yang mengandung inulin 1% pH 5,0. Koloni dan miselium yang telah terpisah diamati bentuk dan ukuranya secara makroskopis dan mikroskopis serta dilakukan foto mikroskop. Biakan murni ini sebagai isolat dipindahkan ke agar miring (PDA ditambahkan dengan 1% inulin) dengan pH 5,0 untuk disimpan dan dipelihara sebagai kultur stok. Semua biakan murni yang didapat di tentukan genus atau spesiesnya berdasarkan bentuk dan ukuran koloninya (Saryono, et al., 2007)
Media padat terbuat dari plat\ agar ampisillin atau plat agar ampisillin-tetrasiklin yang mengandung biakan permanen beku atau liofilisat yang disuspensikan lebih dahulu. Media cair terbuat dari Nutrient Broth oxoid nomer.2 sebanyak 25 gram dilarutkan dalam 1 liter air kemudian disterilkan dalam autoklave 121 0C selama 20 menit. Biakan dengan media padat diinkubasai pada suhu 370C selama 48 jam sedangkan media cair diinkubasi pada inkubator kocok dengan suhu 370C selama 24 jam. Bakteri yang dibiakkan pada media cair diuji konfirmasi genotip untuk memastikan bahwa galur bakteri yang digunakan memenuhi syarat (Suprastiwi, 2005).
Metode penentuan angka mikroba terdiri dari (a) penetuan angka mikroba total dimana dengan cara ini tidak dapat dibedakan antara mikroba yang hidup dengan sel mikroba yang sudah mati, (b) penetuan angka mikroba yang hidup karena mikroorganisme mempunyai kecenderungan untuk membentuk koloni yang dapat diamati secara visual, (c) penetuan massa sel melalui kekeruhan media biakan maupun melalui kadar nitrogen dan (d) penetuan aktifitas biokimia sel (Saptarni, 2007). 
Pertumbuhan Maeruginosa pada media padat menggunakan beberapa metode, yaitu cawan sebar, cawan gores, dan agar-agar lapis ganda (double layer). Pembuatan agar-agar lapis ganda dilakukan dengan menuangkan 5 ml kultur M. aeruginosa ke dalam 100 ml media. Konsentrasi agar-agar pada lapisan bawah bervariasi antara 1-2%, sedangkan untuk lapisan atas 0.5-1%. Penyimpanan kultur M. aeruginosa dilakukan pada suhu ruang dan diberi perlakuan terang dengan 4 lampu fluoresen 18 watt (Philips) yang menghasilkan +1000 lux cahaya (Racmahdi, 2008).


UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI 

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM: MORFOLOGI MIKROBA


MORFOLOGI MIKROBA
I.         TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui bentuk dan morfologi sel dan koloni mikroorganisme.

II.       PRINSIP DASAR
Analisa kualitatif dilakukan dengan mengamati lamanya penghambatan dan  banyaknya genera morfologi koloni mikrobia yang tumbuh. Analisa kuantitatif didasarkan pada luasan penutupan mikrobia pada makanan uji. Hasil pengujian mikrobia tidak menghasilkan zone penghambatan, karena ekstrak kokon tidak dapat berdifusi ke dalam media agar. Sedangkan pada pengujian aplikasi diperoleh hasil bahwa makanan yang dibungkus dengan lembaran kokon yang ditaburi dengan bubuk kokon tidak ditumbuhi mikrobia serta tidak rusak bentuk fisiknya. Mikrobia tumbuh pada makanan yang dibungkus dengan bahan pembungkus plastik, kertas alumunium foil dan kertas pembungkus biasa. Hal ini disebabkan oleh konformasi amphipatik yang dimiliki serat sutera yang apabila berinteraksi dengan membran sel mikrobia akan mempengaruhi permeabilitasnya. Hal ini menyebabkan daya difusi maupun osmosisnya terganggu yang pada akhirnya akan mengganggu metabolisme mikrobia (Faatih, 2005).
Pewarnaan gram merupakan salah satu metode untuk mengetahui morfologi bakteri, yang bermanfaat untuk mengetahui apakah biakan bakteri masuk dalam golongan gram positif atau gram negatif. Berdasarkan uji pewarnaan gram yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Aeromanas hydrophila termasuk golongan bakteri gram negatif, hal ini dibuktikan dengan warna merah pada bakteri pada saat diamati dibawah mikroskop. Bakteri gram negatif memiliki ciri-ciri tidak dapat menahan zat warna setelah dicuci dengan alkohol 95% selama 5 sampai 10 detik  (Samsundari, 2006).
Isolate yang didapat selanjutnya dilakukan tahap identifikasi yang meliputi pengamatan mikroskopis dan uji biokimia.mengacu pada pedoman identifikasi bakteri. Pada pengamatan mikroskopis didahului dengan melakukan pewarnaan gram, sehingga dapat dilihat bentuk-bentuk bakteri dan kelompok bakteri gram positif atau negative. Sedangkan uji biokimia meliputi Uji triple sugar, uji sulfide Indol Motility, uji penggunaan ctrate, Uji gula-gula, uji katalase, uji oksidase, uji MacConkey Agar, dan uji balik dimana bakteri yang sudah diidentifikasi disterak kemedia sierra yang telah dilapisi Tween 80 pada permukaan atas media. Pada uji balik ini dikatakan menunjukkan hasil positif apabila bakteri mampu tumbuh pada media tersebut (Darmayasa, 2008).
Koloni-koloni terpilih dimurnikan dengan cara goresan berulang pada medium NA+0,5%  NaCl hingga diperoleh isolat murni. Isolat murni diidentifikasi dengan mengenali karakternya, yaitu dengan mencatat karakter koloni, pengamatan morfologi sel dengan pewarnaan Gram (Hucker dan Conn, 1923), dan pewarnaan endospora menggunakan malachite green (Hendrati, et al., 2003).
Identifikasi bakteri dilakukan terhadap isolatisolat yang diperoleh dengan berpedoman pada buku Bergey’s Determinative Bacteriology (Holt et al, 1994) dengan melakukan serangkaian uji morfologi dan biokimia yaitu uji pewarnaan Gram, uji motilitas, pengamatan bentuk sel, tipe penggandengan sel, sifat aerobik dan anaerobik, kemampuan tumbuh pada suhu 50C, 200C, dan 300C. Pengamatan dilakukan juga pada warna koloni, ukuran koloni, bentuk koloni yang dilihat dari dalam, samping dan atas, kemampuan memproduksi katalase dan oksidase, uji halofilik dan oksidase sitokrom untuk menentukan genus bakteri heterotrof yang didapat dari ikan kerapu macan (Suryadi et al., 2004). 

Pengamatan morfologi koloni bakteri dilakukan setelah mendapatkan biakan murni. Pengamatan ini meliputi warna, bentuk, tepian koloni, elevasi atau permukaan koloni dan struktur dalam koloni.Pewarnaan gram bertujuan untuk menentukan apakah bakteri tersebut termasuk di dalam kelompok bakteri gram positif atau kelompok bakteri gram negatif. Cara kerja dari pewarnaan gram yaitu suspensikan bakteri dengan ose, kemudian letakkan pada obyek dan difiksasi, tetesi dengan larutan gram A yang mengandung kristal violet, kemudian tetesi dengan larutan gram B yang mengandung lugol, tetesi dengan larutan gram C yang mengandung alkohol, dan yang terakhir tetesi dengan larutan gram D yang mengandung safranin (Yusuf, 2009)

 UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI