Thursday 27 October 2011

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I: ALDEHID DAN KETON


ALDEHID DAN KETON
A.    TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1.      Mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi senyawa berdasarkan perbedaan gugus fungsi.
2.      Memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan keton.

B.     LANDASAN TEORI
Gugus fungsi karbonil   C  =  O merupakan gugus fungsi yang dimiliki oleh golongan senyawa aldehid, keton, asam karbosilat, ester dan turunan lainnya. Senyawa ini penting dalam banyak proses biologi dan sering merupakan mata niaga yang penting pula. Aldehid mempunyai paling sedikit  satu atom hidrogen yang melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril.
Formaldehid adalah aldehid yang paling sempurna yang dibuat besar-besaran melalui oksidasi metanol.
 


Formaldehid ini tidak bisa disimpan dalam bentuk bebasnya, karena mudahnya senyawa ini berpolimerisasi. Formaldehid sering dibuat dalam larutan 87 % yang dinamakan formalin. Larutan ini sebagai disinfektan serta pengawet. Namun kebanyakan formaldehid dimanfaatkan dalam industri plastik. Formaldehid dicurigai sebagai korsinogen, sehingga penanganannya harus hati-hati.
            Asetaldehid mendidih mendekati suhu 20 oC. Dulu, asetaldehid dibuat melalui hidrasi asetilena, sekarang umumnya diproduksi melalui proses wecker, yang melibatkan oksidasi selektif pada etilena dengan katalis paladium tembaga.
            Asetaldehid juga dibuat melalui oksidasi etanol. Hampir setengah dari produksi tahunannya sebanyak 2 juta ton, dan dioksidasi menjadi asam asetat. Sisanya digunakan untuk membuat 1-butanol dan bahan kimia lain. Aseton merupakan keton yang paling sederhana. Metode yang paling umum digunakan dalam industri adalah proses wecker terhadap propena, oksidasi isopropil alkohol, dan oksidasi dari isopropil benzena (Hart, 1983: 200-202).
            Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil  C = O. Jika kedua senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen senyawa tersebut adalah aldehid. Formaldehid, suatu gas dinamakan formalin yang dignakan untuk pengawetan cairan dan jaringan. Formaldehid digunakan dalam pembuatan resin sintetik. Asetaldehid adalah bahan baku yang penting dalam pembuatan asam asetat, anhidrida dan esternya yaitu etil asetat.
            Aseton adalah keton yang paling penting. Aseton merupakan cairan volatile (titik didih 56 0C) dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang baik untuk macam-macam senyawa organik, banyak digunakan sebagai pelarut pernis, lak dan plastik. Tidak seperti pada kebanyakan pelarut organik lain, aseton bercampur dengan air dalam segala perbandingan sifat ini digabungkan dengan sifat volatilisnya membuat aseton sering digunakan sebagai pengering alat laboratorium. Salah satu metode pembuatan aseton adalah dihidrogenasi isopropil alkohol dengan bantuan katalis tembaga (Petrucci, 1987: 271).
            Aldehid dan keton dapat dikelompokkan dan dibedakan satu dengan yang lainnya, dengan menggunakan tes kelarutan. Sebagian besar aldehid dan keton larut dalam eter. Senyawa-senyawa ini juga dapat larut dalam asam sulfat pekat dengan membentuk garam oksanium. Aldehid dan keton mempunhyai atom karbon kurang dari lima dapat larut dalam air. Sedangkan eter dengan ataom C kurang dari empat dapat larut dalam air. Aldehid dan keton dapat dibedakan dengan senyawa lain terhadap penambahan natrium bisulfat (Anwar, 1994: 23).
Spektrum infra merah ester format , menunjukkan adanya serapan pada kisaran rentangan 1720,4 cm-1 yang merupakan rentangan karbonil C=O pada daerah ini adalah daerah rentangan yang spesifik untuk senyawa-senyawa ester. Kemudian daerah rentangan 2837,1 - 2734,9 cm-1 serapannya sangat lemah, daerah ini merupakan serapan untuk aldehid (-CHO ). Berdasarkan hasil analisis spektrum infra merah , H1NMR  dan didukung hasil analisis gabungan GC-MS yang menunjukkan massa relatif (m/z ) = 224 maka struktur senyawa 1-(3,4-dimetoksi fenil)-2-propanil format, dapat dituliskan seperti pada gambar 7. Dari hasil reaksi hidrolisis senyawa ester format dengan dengan asam slfat 3.77 M diperoleh senyawa 1-(3,4-dimetoksi fenil)-2-propanol (Busroni, 2000: 41).
Elusidasi struktur hasil sintesis 4-dimetilamino benzalaseton dilakukan dengan spektrometer Inframerah dan RMI, selanjutnya dibandingkan terhadap spektrum starting material. Gugus karbonil senyawa hasil sintesis muncul pada bilangan gelombang lebih rendah (1580,3 cm-1) dibanding gugus karbonil starting material (1597 cm-1). Menunjukkan bahwa karbonil senyawa hasil sintesis cenderung lebih bersifat ikatan tunggal dari pada ikatan rangkap dua. Dari hasil pemeriksaan spectrometer Inframerah dan RMI tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah 4-dimetilamino benzalaseton (Sardjiman, at all., 2007:179).
           
C.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Pipet ukur
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Labu semprot
2.      Bahan
- Formalin                                            - Aseton                                             
- Larutan glukosa                                 - CrO3
- 2,4-dinitrofenilhidrasin                        - Asam sulfat
- AgNO3 5 %                                      - NaOH 10%
- Pereaksi fehling                                  - Pereaksi Benedict
- Pereaksi schiff

 UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI KLIK DISINI  

No comments: