STOIKIOMETRI REAKSI LOGAM
DENGAN GARAM
A. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui stoikiometri reaksi logam dengan
garam.
B.
Landasan Teori
Di awal kimia,
aspek kuantitatif perubahan kimia, yakni stoikiometri reaksi kimia, tidak mendapat banyak perhatian. Bahkan
saat perhatian telah diberikan, teknik dan alat percobaan tidak menghasilkan
hasil yang benar. Salah satu contoh melibatkan teori flogiston. Flogistonis mencoba menjelaskan fenomena
pembakaran dengan istilah “zat dapat terbakar”. Menurut para flogitonis,
pembakaran adalah pelepasan zat dapat etrbakar (dari zat yang terbakar). Zat
ini yang kemudian disebut ”flogiston”. Berdasarkan teori ini, mereka
mendefinisikan pembakaran sebagai pelepasan flogiston dari zat terbakar (Takeuchi,
2008).
Salah satu kompleks dari
tembaga yang memiliki bilangan koordinasi 6 adalah ion heksaakuotembaga(II)
[Cu(H2O)6]2+ yang terbentuk jika ion Cu2+
bertemu dengan air dalam larutan, contohnya ketika garam Cu2+
seperti CuSO4 dan Cu(NO3)2 dilarutkan dalam
air. Kompleks ini berwarna biru muda dan berbentuk oktahedral terdistorsi
tetragonal. Tidak seperti oktahedral normal, pada bentuk terdistorsi ini 2
ikatan Cu-Ligan yang berada di atas dan bawah bangun oktahedral lebih panjang
dari 4 ikatan Cu-Ligan yang lain (Tokan et al., 2009).
Senyawa kompleks
dari logam-logam tanah cenderung bersifat tidak stabil dan ligan-ligan yang ada
cenderung disubstitusi oleh molekul-molekul air dari udara. Sintesis senyawa kompleks tersebut biasanya dilakukan dalam tabung Schlenk di
bawah lindungan gas argon. Isolasi uap air yang tidak sempurna cenderung
memberikan senyawa kompleks yang terkoordinasi oleh
molekul-molekul air. Senyawa kompleks dari garam-garam logam
alkali tanah dengan liganligan yang merupakan basa nitrogen menghasilkan kompleks dengan bilangan koordinasi 4 sampai 10 dengan
berbagai bentuk struktur (Effendy, 1996).
Salah satu sifat unsur
transisi adalah mempunyai kecenderungan untuk membentuk ion kompleks atau
senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbital-orbital
kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan
molekul atau anion tertentu membentuk
ion kompleks.
Ion kompleks terdiri atas ion
logam pusat dikelilingi anion-anion atau molekul-molekul membentuk ikatan
koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat atau atom pusat. Anion atau
molekul yang mengelilingi ion pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan koordinasi
antara ion pusat dan ligan disebut bilangan koordinasi.Ion pusat merupakan ion
unsur transisi, dapat menerima pasangan elektron bebas dari ligan. Pasangan
elektron bebas dari ligan menempati orbital-orbital kosong dalam subkulit 3d,
4s, 4p dan 4d pada ion pusat. Ligan adalah molekul atau ion yang dapat
menyumbangkan pasangan elektron bebas kepada ion pusat. Ligan ada yang netral
dan bermuatan negatif atau positif. Pemberian nama pada ligan disesuaikan
dengan jenis ligannya. Bila ada dua macam ligan atau lebih maka diurutkan
menurut abjad (Maulana, 2007).
Senyawa kompleks telah banyak
dipelajari dan diteliti melalui suatu tahapan-tahapan reaksi (mekanisme reaksi)
dengan menggunakan ion-ion logam serta ligan yang berbeda-beda. Salah satu
keistimewaan dari reaksi kompleks adalah reaksi pergantian ligan melalui efek
trans. Proses membuat perhitungan yang didasarkan pada rumus-rumus dan
persamaan-persamaan berimbang dirujuk sebagai stoikiometri (dari kata Yunani:
stoicheion, unsur dan –metria, ilmu pengukuran). Suatu rumus molekul menyatakan
banyaknya atom yang sebenarnya dalam suatu molekul atau satuan terkecil suatu
senyawa (Syahbatini, 2009).
UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment