HASIL KALI KELARUTAN
A.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dalam melakukan percobaan ini, yaitu :
1. Memperlihatkan prinsip-prinsip hasil kali
kelarutan
2. Menghitung kelarutan elektrolit yang
bersifat sedikit larut
3. Menghitung panas pelarutan PbCl2
dengan menggunakan sifat kebergantungan Ksp pada suhu.
B. LANDASAN TEORI
Kebanyakan
senyawa ion yang dikaitkan dengan Ksp sering diistilahkan tak larut,
maksud sesungguhnya adalah yang kelarutannya amat terbatas. Keterbatasan Ksp
untuk zat yang sedikit larut. Kita telah menggunakan istilah ”zat yang sedikit
larut” dalam perubahan hasil kali kelarutan. Larutan jenuh dari zat yang
kelarutannya terlalu pekat, sehingga aktivitasnya tak dapat dianggap sama
dengan konsentrasi molarnya. Tanpa anggapan ini konsep hasil kali kelarutan
menjadi tidak jelas maknanya. Sekalipun tidak dinyatakan ”sedikit larut” dalam
kesetimbangan kelarutan, apabila dinyatakan nilai Ksp, maka yang
dimaksud adalah senyawa ion yang sedikit larut. Semua zat yang terlarut berada
dalam larutan sebagai kation dan anion yang terpisah. Misalna, dalam larutan
jenuh magnesium fluorida, pasangan ion yang terdiri dari satu ion Mg2+
dan satu ion F-, atau MgF+, mungkin ditemukan. Apabila
pembentukkan pasangan ion terjadi dalam larutan, konsentrasi ion bebas
cenderung menurun. Ini berarti bahwa banyaknya zat yang harus dilarutkan untuk
empertahankan konsentrasi ion bebas yang diperlukan untuk memenuhi rumus Ksp
meningkat : kelarutan meningkat apabila terjadi pembentukkan pasangan ion dalam
larutan (petrucci, 1988).
Ksp
senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan mengukur kelarutan
(massa senyawa
yang dapat larut dalam tiap liter larutan) sampai keadaan tepat jenuh. Dalam
keadaan itu, kemampuan pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan
zat terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan.
Hasil kali kelarutan dalam keadaan sebenarnya merupakan nilai akhir yang
dicapai oleh hasil kali ion-ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase padat
dari garam yang hanya sedikit larut dan larutan itu (Syukri, 1999).
Hasil kali konsentrasi dari ion-ion pembentuknya untuk setiap suhu
tertentu adalah konstan, dengan konsentrasi ion dipangkatkan bilangan yang sama
dengan jumlah masing-masing ion yang bersangkutan. Kelarutan merupakan jumlah
zat yang terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk
larutan jenuh. Sedangkan hasil kali kelarutan merupakan hasil akhir yang
dicapai oleh hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai antra fase padat dari
garam yang hanya sedikit larut dalam larutan tersebut (Keenan, 1991).
Ksp = HKK = hasil perkalian [kation] dengan [anion] dari larutan jenuh
suatu elektrolit yang sukar larut menurut kesetimbangan heterogen. Kelarutan
suatu elektrolit ialah banyaknya mol elektrolit yang sanggup melarut dalam tiap
liter larutannya. Jika konsentrasi ion total dalam larutan meningkat, gaya tarik ion menjadi
lebih nyata dan aktivitas (konsentrasi efektif) menjadi lebih kecil
dibandingkan konsentrasi stoikhiometri atau terukurnya. Untuk ion yang terlibat
dalam proses pelarutan, ini berarti bahwa konsentrasi yang lebih tinggi harus
terjadi sebelum kesetimbangan tercapai dengan kata lain kelarutan akan
meningkat (Oxtoby, 2001).
Proses pengendapan
merupakan proses pemisahan yang mudah, cepat dan murah. Pada prinsipnya
pemisahan unsur - unsur dengan cara pengendapan karena perbedaan besarnya harga
hasil kali kelarutan (solubility product constant/KSp). Proses
pengendapan adalah proses terjadinya padatan karena melewati besarnya KSp, yang
harganya tertentu dan dalam keadaan jenuh. Untuk memudahkan, KSp diganti dengan
pKSp = fungsi logaritma = - log KSp merupakan besaran yang harganya positip dan
lebih besar dari nol, sehingga mudah untuk dimengerti (Suyanti, et al.,2008).
Kondisi optimum yang dicapai dengan
perbandingan molar 19/5, yang merupakan variasi perbandingan terbesar
dibandingan dua variasi lainnya membuktikan bahwa kondisi kejenuhan larutan
mempengaruhi proses pembentukan kristal. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa
pembentukan kristal dari larutan homogen tidak terjadi tepat pada harga
konsentrasi ion sesuai dengan hasil kali kelarutan, tetapi baru akan terjadi
saat konsentrasi zat terlarut jauh lebih tinggi daripada konsentrasi larutan
jenuhnya. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan untuk
membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti (Dewi, et al.,2003).
Pada
pH kurang dari 3, konsentrasi ion H+ cukup besar, sehingga reaksi
(6) cukup berarti untuk mengurangi jumlah Eu3+ yang bereaksi dengan
pengemban. Pada pH lebih tinggi dari 3, transport Eu(III) kembali menurun yang
disebabkan mulai terbentuknya senyawaan kompleks terlarut antara Eu(III) dengan
ion hidroksida. Selain itu, harga tetapan hasilkali kelarutan (Ksp) dari
Eu(OH)3 yang
relatif rendah akan menyebabkan mulai mengendapnya senyawa tersebut. Kondisi pH
umpan sebesar 3 ini digunakan untuk mempelajari pengaruh komposisi pengemban
D2EHPA-TBP terhadap koefisien permeasi Eu(III) melalui SLM Hasil optimasi ini
ditunjukkan oleh Gambar 3. Laju transport terbaik diperoleh pada penggunaan
pengemban campuran 0,8 M D2EHPA dengan 0,2 M TBP (Buchari, et al., 2003).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat – alat yang digunakan
pada percobaan ini adalah :
1. Rak tabung Reaksi
2. Tabung Reaksi ( 4 buah)
3. Pembakar listrik
4. Termometer
5. Gegep
Adapun bahan-bahan yang
digunakan pada percobaan ini adalah :
1. Pb(NO3)2 0,079 M
2. KaCl 1 M
UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment