MENGHITUNG
JUMLAH MIKROBA
I.
TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini
yaitu untuk mengetahui cara
menghitung jumlah koloni mikroba dengan metode plate count.
II.
PRINSIP
DASAR
Menurut Fardiaz
(1993), metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikrobia di dalam bahan pangan adalah metode
hitungan cawan. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Metode hitung cawan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu
metode tuang dan metode permukaan. Pada metode tuang, jumlah sampel (1 ml atau
0,1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri,
kemudian digoyangkan supaya sampel tersebar merata. Pada metode permukaan,
agar-agar steril dituangkan ke dalam cawan petri setelah membeku sebanyak 0,1
ml, contoh yang telah diencerkan diinokulasikan pada permukaan agaragar dan
diratakan dengan batang gelas melengkung (hockey stik) steril (Halimah, 2008).
Perhitungan
jumlah mikrobia menggunakan metode hitungan cawan tuang atau “pour plate
count”. Sebanyak 10 g sampel perlakuan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
berisi 90 ml air steril (pengenceran 10-1), kemudian diencerkan secara seri.
Suspensi sebanyak 1 ml dari seri pengenceran yang sesuai dipipet dengan
menggunakan pipet steril dan diletakkan pada cawan petri steril kemudian
dituangi medium agar (NA, TJA atau APDA) steril sebanyak 12 – 15 ml yang bersuhu
50 – 55°C. Cawan-cawan petri tersebut diinkubasi pada suhu 37°Cselama 24 jam,
selanjutnya dihitung jumlah koloni mikrobia yang terdapat pada cawan dengan
ketentuan jumlah koloni yang dihitung jumlahnya antara 30 – 300. Jumlah koloni
yang terhitung dikalikan dengan seperfaktor pengenceran merupakan jumlah mikrobia/g
sisa susu (Prastiwi, et al., 2006).
Perhitungan
jumlah koloni dilakukan dengan hitungan cawan (Total Plate Counts)
berdasarkan pertumbuhan dapat dilihat langsung tanpa mikroskop (Fardiaz, 1989).
Metode hitungan cawan cukup sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme
yang masih hidup dengan menghitung beberapa jenis mikroorgaisme sekaligus
mengisolasi dan mengidentifikasi yang berasal dari suatu mikroorgabisme yang
mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik. Dengan metode TPC jumlah koloni
dalam contoh dihitung sebagai berikut : Koloni per ml atau per gram = jumlah
koloni per cawan x 1/FP (faktor pengenceran) Selanjutnya cawan petri yang
dipilih dan dihitung mengandung jumlah koloni antara 30-300 (Permana dan
Kusmiati, 2007).
Perhitungan
koloni untuk menghitung jumlah total pertumbuhan mikroorganisme kapang dan
bakteri dilakukan dengan cara pengenceran. Pengertian istilah propagul
diberikan bagi kapang sebagai struktur reproduksi dalam bentuk potongan
populasi hifa atau miselium. Sedangkan pengertian koloni diberikan untuk
bakteri yang diartikan sebagai bagian dari populasi individu mikroorganisme
dari jenis yang sama setelah dipisahkan (Permana, et al., 2004).
Pengkuran
pertumbuhan mikroorganisme dilakukan dengan metoda cawan. Pronsip dari metode
ini adalah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium sedemikian
sehingga mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung dan dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Jumlah koloni
mikroorganisme dihitung berdasarkan Standard
Plate Count (SPC). Metode ini cukup sensitif karena hanya sel
mikroorganisme yang hidup yang dapat dihitung. Selain itu beberapa sel yang
berdekatan dapat dihitung sekaligus sebagai suatu koloni (Hanafi, et al.,
2006).
Penghitungan jumlah mikroorganisme dengan cara viable
count atau disebut juga standard plate count didasarkan
pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh
menjadi satu koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dan lingkungan
yang sesuai. Setelah masa inkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan
merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi
tersebut. Penghitungan jumlah mikroorganisme hidup (viable count) adalah
jumlah minimum mikroorganisme. Hal ini disebabkan koloni yang tumbuh pada lempengan
agar merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berbiak dalam media dan
suhu inkubasi tertentu (M. Nur, et al., 2005).
UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment