PENENTUAN KAPASITAS
RESIN PENUKAR ION
A. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan
ini adalah menentukan kapasitas resin penukar anion.
B. Landasan Teori
Aneka ragam bahan,
alamiah maupun sintetik, organik maupun anorganik, memperagakan perilaku
pertukaran ion. Dalam laboratorium penenlitian, dimana keseragaman
dipentingkan, penukar ion yang disukai biasanya adalah bahan sintetik yang
dukenal sebagai resin penukar ion. Resin penukar ion adalah suatu senyawa
polimer tinggi dimana terdapat gugusan-gugusan fungsional yang mengandung
ion-ion yang dapat ditukar. Kalau ion-ion yang dapat ditukar itu adalah kation,
maka disebut resin penukar kation (cation
exchange resin) sedangkan jika yang dipertukarkan adalah anion disebut
resin penukar anion (anion exchange resin)
(Armid, 2006).
Penukar ion
adalah pertukaran ion-ion
secara reversible antara
cairan dan padatan.
Pertukaran ion antar fasa
yang berlangsung pada
permukaan padatan tersebut
merupakan proses penyerapan
yang menyerupai proses penyerapan. Dalam pengolahan air, penukar ion
dapat digunakan dalam pelunakan air, demine-ralisasi atau “recovery” ion-ion
metal yang terdapat di dalam air. Bahan penukar ion merupakan suatu struktur
organik/anorganik yang berupa gugus-gugus fungsional berpori. Kapasitas
penukaran ion ditentukan oleh jumlah gugus fungsional per-satuan massa resin. Penukar
ion positif (resin kation) ialah resin yang dapat mempertukarkan ion-ion
positif dan penukar ion negatif ialah resin yang dapat mempertukarkan ion-ion
negatif. Resin kation mempunyai gugus fungsi asam, seperti sulfonat, sementara
resin anion mempunyai gugus fungsi basa, seperti Amina. Resin penukar
ion dapat digolongkan atas bentuk gugus
fungsi asam kuat, asam
lemah, basa kuat, dan basa lemah (Ahmad, 2008).
Berdasarkan gugus
fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation
dan resin penukar anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat
dipertukarkan, sedang resin penukar anion, mengandung anion yang dapat yang
dapat dipertukarkan. Secara umum rumus
struktur resin penukar ion yang dapat merupakan resin penukar kation (Gambar 1)
dan resin penukar anion. (Gambar 2): (Lestari, D., 2007).
Proses pertukaran dapat
disajikan melalui ion cuplikan yang tak bergerak mengandung gugus fungsi yang
bermuatan ion tetap. Selain itu terdapat ion lawan yang dapat ditukar
didekatnya agar muatan netral. Ion cuplikan dapat bertukar dengan ion lawan dan
menjadi pasangan dari ion muatan tetap. Jika ion cuplikan berpasangan dengan
ion muatan tetap, ion tersebut tidak keluar dari kolom. Karena afinitas
berbagai senyawa terhadap ion muatan- tetap berbeda, kita dapat memisahkan
campuran senyawa ion. Proses pertukaran ion dapat dilakukan dalam pelarut
berair atau tak berair. Fase gerak biasanya mengandung ion lawan yang muatannya
berlawanan dengan muatan gugus ion permukaan. Ion lawan tersebut
berkesetimbangan dengan dammar dalam bentuk pasangan ion. Adanya ion linarut
yang muatanya sama dengan muatan ion lawan menimbulkan kesetimbangan (Johnson,
1991).
Adanya klor
dalam air minum
dapat dihilangkan dengan suatu bahan yang dinamakan resin penukar
anion sehingga diperoleh
air minum yang bebas dari
ion tersebut. Penggunaan resin
penukar anion merupakan suatu
cara pemisahan berdasarkan dari muatan
yang dimiliki oleh
molekul zat terlarut. Resin
penukar anion terdiri dari matriks
yang bermuatan positif
dan ion lawannya adalah
negative. Pertukaran ion merupakan proses pertukaran kimia di mana zat
yang insoluble memisahkan ion-ion bermuatan positif atau negatif dari larutan
elektrolit dan melepaskan ion-ion bermuatan sejenis ke dalam larutan yang
secara kimiawi jumlahnya sama. Proses pertukaran ion ini tidak menyebabkan perubahan
struktur fisik penukar ion (Poerwadio, 2004).
Larutan
yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang keluar kolom
disebut effluent. Proses pertukarannya adalah serapan dan proses pengeluaran
ion adalah desorpsi atau elusi. Mengembalikan resin yang sudah terpakai ke
bentuk semula disebut regenerasi sedangkan proses pengeluaran ion dari kolom
dengan reagen yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut sebagai eluent.
Yang disebut dengan kapasitas pertukaran total adalah jumlah gugusan-gugusan
yang dapat dipertukarkan di dalam kolom dinyatakan dalam miliekivalen (Khopkar,
1991).
Titrasi argentometri
merupakan titrasi dengan
menggunakan larutan perak
nitrat untuk menentukan kadar halogen.
Penelitian ini
menggunakan titrasi
argentometri dengan metode Mohr yakni mula-mula Ag+ yang ditambahkan
bereaksi membentuk endapan AgCl
berwarna putih. Apabila Cl-
sudah habis bereaksi maka kelebihan Ag+ selanjutnya bereaksi
dengan CrO42- yang berasal dari indikator K2CrO4
yang ditambahkan dan membentuk endapan
Ag2CrO4
yang berwarna merah bata,
berarti titik akhir
titrasi sudah tercapai (Antara, et al., 2008).
C.
Alat
dan Bahan
- Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah sebagai berikut:
Timbangan analitik
Corong pisah
Kolom resin
Erlenmeyer 100 ml
Buret 50 ml
Gelas kimia 100 ml
Statif dan klem
Pipet tetes
Pipet ukur
Filler
Batang pengaduk
Kapas
- Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan
ini adalah sebagai berikut:
Resin penukar anion
NaNO3 0,25 M
AgNO3 0,1 M
K2CrO4
UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment