Thursday 4 April 2013

LAPORAN KIMIA ORGANIK II: PENAPISAN FITOKIMIA



PENAPISAN FITOKIMIA
A.    Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.     Untuk menentukan penapisan fitokimia terhadap tumbuhan tinggi dengan teknik ekstraksi, uji positif menggunakan reagen.
2.     Untuk menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan tinggi.

B.    Landasan Teori
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan   buah-buahan.  Dalam  penggunaan   umum,   fitokimia  memiliki   definisi   yang lebih sempit.  Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit (Herbert, 1995)
Alkaloid terjadi secara karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal karena aktivitas fisiologinya. Alkaloid mengandung karbon, nitrogen dan hidrogen, pada umumnya mengandung oksigen. Dalam banyak hal alkaloid mirip alkali. Dalam alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbu-tumbuhan (Anwar, 1994).
Menurut perkiraaan, kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tetumbuhan (atau kira-kira 1 X 109 ton/tahun) diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya. Sebagian besar tanin berasal dari flavonoid. Jadi, flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar di alam. Sebenarnya, semua flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau, sehingga pastilah dapat ditemukan dalam setiap telaah ekstrak tumbuhan (Markham, 1988).
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Warna alami pigmen kuinon amat beragam, mulai dari kuning pucat sampai hampir hitam, dan struktur yang telah dikenal jumlahnya lebih dari 450. Walaupun mereka tersebar luas dan strukturnya sangat beragam sumbangannya terhadap warna tumbuhan tinggi nisbi kecil (Harbone, 1973).
            Tumbuhan telah diketahui merupakan tempat untuk mensintesis berbagai senyawa kimia secara alami. Senyawa-senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan mempunyai keanekaragaman jenis yang sangat tinggi, dan ada yang telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan antara lain sebagai sumber pangan dan bahan obat. Jenis-jenis senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan dapat dideteksi dengan beberapa metoda di antaranya adalah dengan penapisan fitokimia. Penapisan fitokimia pada tiga jenis Aglaia telah dilakukan. Aglaia merupakan suatu marga tumbuhan dari suku Meliaceae yang telah diketahui menghasilkan senyawa kimia yang bersifat bioaktif (Praptiwi, et al.,2006).
            Simarubaceae merupakan suatu familia tumbuhan yang beberapa jenis diantaranya telah dimanfaatkan sebagai bahan obat untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh protozoa seperti malaria di Asia dan Afrika. Beberapa jenis yang telah diketahui manfaatnya dan digunakan oleh masyarakat antara lain buah makasar, pasak bumi dan ki pahit. Irvingia malayana juga merupakan salah satu tumbuhan dari famili Simarubaceae. Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan menunjukkan ekstrak I. malayana mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, quinon, saponin, steroid/triterpen. Senyawa kimia tersebut kemungkinan dapat mempunyai sifat bioaktif. Flavonoid dapat menghambat reaksi oksidasi, dan penampung yang baik radikal hidroksi dan superoksida sehingga dapat melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak (Chairul, et al.,2008).
            Sebanyak 0,5 Kg serbuk kering daun andong diekstraksi dengan teknik maserasi, berkali-kali menggunakan pelarut metanol. Proses ekstraksi dengan pelarut ini dilakukan
untuk memisahkan semua komponen baik polar maupun non polar dari cuplikan. Berat ekstrak kental pada metanol adalah 85 g. Penapisan fitokimia terhadap ekstrak metanol kental menunjukkan bahwa daun andong mengandung saponin dan steroid, serta berpotensi mengandung senyawa sitotoksik. Uji sitotoksik menunjukkan ekstrak tersebut mempunyai nilai LC50 kurang dari 1000 ppm yaitu 61,09 ppm, sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak metanol daun andong mempunyai potensi sebagai antitumor (Bogoriani, et al., 2007).
            Isolasi dan identifikasi senyawa yang berpotensi sebagai antitumor pada buah pare telah dilakukan. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana, kloroform, dan etanol. Ketiga ekstrak yang diperoleh diuji aktivitasnya dengan larva udang Artemia salina L.. Ekstrak yang paling toksik adalah ekstrak etanol dengan LC50 223 ppm (Rita, et al., 2008).
 C.    Alat dan Bahan
1.    Alat
          Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
-      Tabung reaksi
-      Gelas kimia
-      Pipet tetes
-      Pemanas
-      Gegep
-      Corong
-      Botol semprot
2.    Bahan
          Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
-        Sampel kulit batang gamal
-        Metanol
-        Akuades
-        FeCl3
-        Mg
-        Amil alkohol
-        NaOH 1 M
-        HCl
            -   Gelatin

 UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI  

No comments: