Tuesday 23 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA
I.         TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini yaitu:    
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroba.
2. Mengetahui pengaruh tekanan osmotik terhadap pertumbuhan mikroba
3. Mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroba

II.       PRINSIP DASAR
Faktor yang menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme yaitu :
1.     Zat makanan bagi mikroorganisme
Mikroorganisme memerlukan berbagai jenis makanan untuk pertumbuhanya seperti senyawa karbon, phosphat dan lain-lain.
2.     Temperatur air
Pengaruh temperatur terhadap pertumbuhan mikroorganisme tergantung pada jenis mikroorganisme, karena tiap mikroorganisme mempunyai temperatur optimum untuk pertumbuhan berbeda-beda. Dalam hal ini temperatur optimum adalah antara 300C – 400C.
3.     pH
Umumnya bakteri tumbuh dengan baik pada rentang pH netral sampai basa. pH optimum pertumbuhan bakteri adalah pada rentang pH antara 6-9.

4.     Oksigen terlarut
Bakteri aerob dan jamur memperoleh energi yang diperlukan untuk pertumbuhannya dari reaksi dekomposisi oksida zat organik dengan oksigen terlarut.
5.     Sinar matahari
Di antara mikroorganisme yang tumbuh pada sistem air pendingin hanya lumut yang memanfaatkan sinar matahari. Sedangkan banyak mikroorganisme lain tidak memerlukan sinar matahari untuk pertumbuhannya.
6.     Jumlah bakteri
Frekuensi timbulnya masalah lumut rendah apabila bakteri kurang dari 103 bakeri/mL, dan frekuensi naik apabila jumlah melebihi 106 bakteri/mL.
7.     Kekeruhan
Kekeruhan yang lebih rendah atau lebih jernih, akan lebih baik bagi pencegahan lumut dan akumulasi lumpur (Lestari dan Setyo, 2009).
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi amonia. Derajat  keasaman (pH) optimum untuk pertumbuhan bakteri pengoksidasi amonia yang bersifat autotrofik berkisar dari 7,5 sampai 8,5 (Ratledge, 1994). Sedangkan bakteri yang bersifat heterotrofik lebih toleran pada lingkungan asam, dan tumbuh lebih cepat dengan hasil yang lebih tinggi pada kondisi dengan konsentrasi DO rendah (Agustiyani, et al., 2004).
Cahaya matahari terdiri dari sinar tampak dan sinar ultraviolet dengan panjang gelombang bervariasi dari 200-800 nm, namun sinar yang dimanfaatkan secara optimal oleh mikroalga untuk proses fotosintesis yaitu sinar dengan panjang gelombang sekitar 450 dan 680 nm. Secara garis besar pada kedua perlakuan menunjukkan di awal pertumbuhan Chlorella vulgaris Buitenzorg seperti pada umumnya pertumbuhan mikroorganisme lainnya, laju pertumbuhan tinggi yang kemudian perlahan menurun yang disebabkan karena pertumbuhan akan memasuki fasa stasioner. Laju pertumbuhan pada pencahayaan siklus harian menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada awal pertumbuhan dibandingkan dengan pencahayaan sinambung, kemudian menurun drastis ketika kondisi gelap. Pencahayaan sinambung menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih konstan. Semakin tinggi kerapatan sel pada medium kultur menyebabkan kondisi medium kultur meningkat tingkat kebasaannya (pH semakin tinggi) dan hal itu menyebabkan terjadinya peningkatan spesi HCO3- dalam medium kultur (Wijanarko, et al., 2007).
Penurunan jumlah bakteri disebabkan oleh perbedaan daya tahan mikroba terhadap kadar garam sangat bervariasi, tergantung dari sifat dinding sel dan tekanan osmotik internal mikroorganisme tersebut. Selain itu juga, penurunan jumlah total bakteri menunjukkan fase menuju kematian dan fase kematian. Pada fase ini sebagian populasi jasad renik mulai mengalami kematian karena beberapa faktor yaitu nutrien di dalam medium sudah habis, dan energi cadangan di dalam sel sudah habis (Erungan, et al., 2009). 
Pertumbuhan bakteri tergantung pada pH dan kadar air yang ada dalam daging sapi. pH dan kadar air yang rendah akan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga total koloni bakteri menjadi rendah. Hal ini didukung oleh Soeparno (1994) yang menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain adalah pH dan kadar air. Selain dipengaruhi oleh zat makanan, perkembangbiakan mikroorganisme juga dipengaruhi oleh faktor kelembaban, temperatur, pH dan ketersediaan oksigen. Penggunaan plastik PP sebagai pengemas daging, dapat mencegah masuknya oksigen sehingga pertumbuhan bakteri dapat dihambat. Menurut Soeparno (1994) permukaan plastik PP lebih licin dan permeabilitasnya terhadap oksigen lebih rendah dibandingkan dengan plastik PE (Yanti, et al., 2008).


UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI 

2 comments:

Unknown said...

trimakasih, ijin ngambil materinya

yaminanggriyaman said...

sama-sama, silahkan