Monday 8 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II: SINTESIS KLOROPENTAAMIN KOBALT KLORIDA



SINTESIS KLOROPENTAAMIN KOBALT KLORIDA
A.    Tujuan Percobaan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah untuk memberi gambaran tentang proses pembuatan kompleks kloropentaamin kobalt klorida [Co(NH4)5Cl]Cl2.

B.    Landasan Teori
Kelompok ion logam sel tertutup yang telah dipelajari adalah: ion logam golongan Cu(I), Ag(I), Ap(I) - yang menempati batas antara logam transisi dan unsur golongan utama. Senyawa kompleks dari ion logam golongan 11 yang berhasil disintesis dengan ligan yang merupakan basa Lewis monodentat dari unsur golongan 15 ini terdiri dari berbagai macam stoikiometri dan struktur.[3, 5, 9-21, 23-34, 3940, 42, 43, 47-50, 53] Struktur Senyawa kompleks tersebut dapat berupa monomer, dimer, tetramer, oligomer atau polimer, yang menunjukkan adanya kecenderungan terjadinya kesamaan struktur antara senyawa kompleks dari Cu(I), Ag(I) dan Au(I) yang ketiganya mempunyai konfigurasi elektron [gas mulia]nd10. Beberapa senyawa kompleks dari ion logam golongan .12 - Zn(II), Cd(II) dan Hg(II) - dengan ligan monodentat dari unsur golongan 15, terutama nitrogen, dengan berbagai macam stoikiometri dan struktur telah berhasil disintesis [ 1, 2, 7, 8, 22, 35, 37, 41, 44-46, 51, 52] tetapi belum dipelajari secara sistematik. Pelengkapan data struktur ini hanya dapat diperoleh melalui sintesis langsung (Farianti, 2000).
Sintesis senyawa kompleks dilakukan dengan menggunakan metode reaksi langsung antara garam seng(II) nitrat dan ligan 8-hidroksikuinolina dengan atau tanpa ion sianida. Sintesis senyawa kompleks dari Zn(II)dengan ligan 8-hidroksikuinolina (selanjutnya disebut sebagai kompleks I) menggunakanperbandingan mmol 1:2 dalam pelarut metanol, sedangkan sintesis senyawa kompleksdari Zn(II) dengan ligan 8-hidroksikuinolina dan ion sianida (selanjutnya disebut sebagaikompleks II) menggunakan perbandingan mmol 1:2:2 dalam pelarut metanol. Kristalisasidilakukan pada suhu ruang dengan cara penguapan perlahan. Karakterisasi senyawakompleks meliputi penentuan titik lebur, penentuan gugus fungsi dengan spektroskopi IR,uji AAS, penentuan lmaks dengan spektroskopi UV-Vis, penentuan jumlah ligan yangterikat dengan metode Job's, uji kualitatif ion sianida, dan uji konduktivitas (Figianti, 2007).
Penelitian tentang sintesis senyawa kompleks yang telah dilakukan diantaranya adalah senyawa kompleks [Cu(quin)2(H2O)4] dan [Cu(oxine)2(H2O)2] (Ghofir, 2005), [Co(quin)(H2O)5] dan [Co(oxine)2Cl(H2O)] (Puspitasari, 2006). Metode yang digunakan pada penelitian tersebut adalah metode reaksi langsung dengan pengadukan, yaitu mereaksikan garam dengan ligan yang disertai pengadukan dan pemanasan. Penelitian tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah pada senyawa kompleks [Cu(quin)2(H2O)4] dan [Co(quin)(H2O)5] diketahui bahwa jumlah ligan kuinolin yang terikat belum optimal, karena ligan H2O yang terikat pada ion pusat Cu2+ lebih banyak daripada ligan kuinolin. Ligan H2O dapat digantikan dengan ligan lain dengan cara mensubtitusi. Pada penelitian tersebut juga diketahui bahwa senyawa kompleks [Cu(quin)2(H2O)4] dan [Co(quin)(H2O)5] merupakan kompleks kation yang memiliki anion kecil berupa NO3- dan Cl-. Dari data hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa kompleks kation dapat mengikat kompleks anion (Setiawan, 2008)
Salah satu sifat unsur transisi adalah mempunyai kecenderungan untuk membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan molekul atau  anion tertentu membentuk ion kompleks. Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat atau atom pusat. Anion atau molekul yang mengelilingi ion pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan koordinasi antara ion pusat dan ligan disebut bilangan koordinasi (Maulana, 2009).
Unsur  transisi  periode keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam transisi dan ligan. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi. Interaksi antara kation logam transisi dengan ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis. Menurut Lewis, ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation logam transisi pada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisi kekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa contoh molekul yang dapat berperan sebagai ligan adalah H2O, NH3, CO, dan ion Cl- (Andy, 2009).

C.    Alat dan Bahan
  1. Alat  
Alat-alat  yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
-        Gelas kimia
-        Pipet ukur
-        Filler
-        Desikator
-        Elektromantel
  1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
-        Amonium karbonat
-        Air
-        Amoniak pekat
-        Kobalt (II) klorida
-        Ammonium klorida
-        HCl pekat
-        HCl 6 M
-        Ammonia 1 M
            -    Etanol

     UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI

No comments: