Monday 29 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA: TETAPAN DISTRIBUSI (KD) IOD UNTUK SISTEM ORGANIK/AIR



TETAPAN DISTRIBUSI (KD) IOD UNTUK SISTEM ORGANIK/AIR
A.    Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu menentukan nilai KD iod untuk sistem organik/air.
B.    Landasan Teori
Pada dasarnya harga KD (tetapan distribusi) dapat ditentukan pada suhu tetap jika konsentrasi masing-masing gugus zat (analit) diketahui besarnya baik pada fasa cair maupun pada fasa organiknya.
Ion (I2) dapat larut dalam pelarut air tetapi jauh lebih mudah larut dalam pelarut organik, misalnya kloroform (CHCl3) dan karbon tetraklorida (CCl4) . Apabila ke dalam larutan iod (pelarut air) ditambahkan salah satu pelarut tersebut, kemudian campuran dikocok dengan kuat, akan terjadi distribusi iod di antara kedua pelarut. Sebagian iod larut di dalam pelarut organik dan sisanya tetap tertinggal dalam air. Dengan cara titrasi dapat ditentukan sisa konsentrasi iod dalam air dan konsentrasi iod yang pindah ke pelarut organik. Hasil ini dapat dipakai kemudian untuk menghitung harga KD iod dalam sistem organik/ air (Armid, 2006).
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak bercampur menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan zat yang tak dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat pelarut dalam kedua fase dalam kesetimbangan. Persamaan Nernst menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah suatu konstanta pada suatu temperatur tertentu :
                                  
A1 menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair dan A2 menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 2 (Underwood, 1986:451).
Cukup diketahui bahwa zat-zat tertentu lebih mudah larut Dalam pelarut-pelarut tertentu dibandingkan dengan pelarut-pelarut yang lain. jadi iod jauh lebih dapat larut dalam karbon disulfida, kloroform, atau karbon tetraklorida daripada dalam air. Lagi pula, bila cairan-cairan tertentu seperti seperti karbon disulfida dan air, dan juga eter dan air, dikocok bersama-sama dalam suatu bejana dan campuran kemudian dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Cairan-cairan semacam itu dikatakan sebagai tak-dapat campur (karbon disulfida dan air) atau setengah-campur (eter dan air), bergantung pada apakah satu ke dalam yang lain hampir tak dapat larut atau setengah dapat larut (Svehla, 1985:139).
Perpindahan massa fasa cair-cair merupakan suatu fenomena penting dalam proses ekstraksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan perpindahan massa adalah koefisien perpindahan massa. Harga koefisien perpindahan massa pada ekstraksi cair-cair dalam tangki berpengaduk dipengaruhi oleh variabel sifat fisis cairan, difusivitas zat terlarut dalam cairan, bentuk dan ukuran alat, kecepatan putar pengaduk, fraksi volum fasa cair terdispersi (φ) dan percepatan gravitasi bumi.
Koefisien perpindahan massa fasa dispersi untuk ekstraksi dapat dikorelasikan dalam bentuk empirik dengan melibatkan bilangan tak berdimensi. Salah satu contoh korelasi ini adalah ekstraksi dalam tangki berpengaduk (Abidin et al, 2008).
Studi yang banyak dilakukan adalah mencari persamaan-persamaan fundamental proses ekstraksi untuk mendukung perancangan alat ekstraksi yang lebih efisien/optimal. Konsep dasar yang terlibat adalah keseimbangan fasa cair-cair dan perpindahan massa cair-cair. Ada kecenderungan baru untuk mencoba menggunakan ekstrksi reaktif. Salven yang dipakai mengandung zat yang bisa berikatan kimia atau membentuk senyawa kompelks dengan zat yang diserap sehingga kemampuan salven mengekstraksi meningkat. Salah satu contoh adalah ekstraksi asam sitrat dari air (hasil fermentasi) dengan salven metil isobutilketon (MIBK) yang mengandung trisooktilamin (TIAO) (Sediawan et al, 2000).


C.    Alat dan Bahan
1.     Alat
-  Corong pisah 50 mL atau 100 mL
-  Buret 50 mL
- Erlenmeyer
-  Pipet ukur 25 mL
-  Gelas ukur 50 mL
2.     Bahan
-  Padatan iod
-  Laritan KI
-  Na2S2O3 0,01 M
-  H2SO4 2 M
-  Larutan kanji 0,2 % 
- CHCl3 dan aquades

 UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI

No comments: