Monday 29 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA: PEMURNIAN BENSIN DENGAN DESTILASI



PEMURNIAN BENSIN DENGAN DESTILASI
A.    Tujuan
Tujuan percobaan ini yaitu untuk memurnikan bensin.
B.    Landasan Teori
Sebelum membahas lebih lanjut tentang destilasi kita akan mencoba menelusuri terkebih dulu sejarah destilasi tersebut. Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang kimiawan Babilonia di Mesopotamia pad millennium ke-2 sebelum masehi. Namun untk industri dibawa oleh kimiwan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat parfum. Pada abad ke-8 kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan kimia yang benar-benar murni melalui proses destilasi. Pada tahun 800-an ahli kimia Persia, Jabir ibnu Hayam menjadi insprasi dalam destilasi skala mikro, karena penemuannya di bidang destilasi yang masih dipakai sampai sekarang. Petroleum pertama kali di dsetilasi oleh kimiawan muslim yang bernama Al-Razi pada abad ke-9, untuk destilasi karosin/ minyak tanah pertama ditemukan oleh Avicenna pada awal abad ke-11 (http://en.wikipedia/wiki/destilasi).
Destilasi secara umum merupakan suatu proses pemisahan komponen didalam zat cair pada suhu didihnya. Campuran zat cair yang akan dipisahkan dididihkan dan uap yang terbentuk diembunkan didalam kondenser. Destilasi ada beberapa macam, destilasi biasa, destilasi dengan reflux dan destilasi dengan uap. Pemisahan komponen dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap komponen dalam campuran. Tekanan cairan diukur sebagai kecenderungan molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu cairan dinaikkan , tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfir. Pada keadaan ini cairan akan mendidih, suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfir dinamakan titik didih. Jika campuran dididihkan, komposisi uap diatas cairan tidak sama dengan komposisi pada cairan, uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatil atau komponen yang mempunyai titik didih lebih rendah. Jika uap didinginkan akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat pada uap. Jika suhu relatif tetap destilat akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran zat cair (Yudhi, et, al., 2007).
Destilasi merupakan suatu metode pemisahan campuran larutan dengan menggunakan fase uap yang kemudian diembunkan menjadi suatu larutan murni. Destilasi dapat digunakan untuk memisahkan dua buah campuran atau lebih terhadap larutan non volatil. Karena sifat larutan yang selalu terdapat uap diatas cairan, sehingga berdasarkan hal tersebut maka dengan proses pemisahan dapat dilakukan untuk memperoleh destilat dengan melihat perbedaan titik didih dalam campuran, dimana larutan volatil cenderung lebih cepat mendidih daripada larutan non volatil (Marsal, et, al., 2008)
Salah satu cara untuk mengerjakan destilasi yaitu dengan cara mengurangi tekanan pada temperatur yang tetap. Tetapi yang lebih umum adalah mendestilasi pada tekanan tetap dengan menaikkan temperatur. Jika dalam destilasi sederhana sederhana, uapnya diambil dan dikondensasi, maka suatu metode destilasi terfraksi dilakukan dengan jalan berulang-ulang secara berurutan. Dengan cara demikian akan dihasilkan yang jauh lebih murni dibandingkan dengan destilat sederhana (Atkins, 1994).
Cara yang umum dipakai dalam melukiskan hasil destilat adalah dengan menggambarkan kurva destilat. Dimana komposisi titik didih atau sifat-sifat fisika lain dari destilat digambarkan terhadap jumlah destilat. Pemisahan yang sempurna akan diperoleh pada kurva yang mempunyai sudut yang tajam. Hal ini memungkinkan untuk campuran yang mudah dipisahkan oleh peralatan yang efektif. Keadaan ketajaman pembelokan memberikan gambaran pendekatan tentang ketajaman pemisahan (Anwar, 1994).
Tekanan uap kompleks murni suatu larutan ideal biasanya berbeda dan arena alasan ini maka larutan memilki komposisi berbeda dengan fasa uapnya yang berkesetimbangan dengannya. Suatu cairan dapat diuapkan dengan berbagai cara. Yang paling mudah mendidihkannya sampai menguap dan komposisi akhirnya akan sampai dengan cairan asalnya. Sudah jelas bahwa campuran mendidih pada suatu kisaran suhu, tidak pada satu suhu Tb sebagaimana pada cairan murni. Alternatifnya dikumpulkan dan diembunkan kembali. Cairan yang dihasilkan akan lebih kaya dengan komponen 1 dibandingkan larutan asalnya. Larutan non ideal dapat menunjukkan prilaku yang lebih rumit. Campuran yang menunjukkan penyimpangan negatif besar dari hukum Raoult (yaitu jika gaya tarik zat terlarut-terlarut sangat kuat) akan memiliki titik didih maksimum (Suminar, 1994).
Pemurnian suatu zat volatil dapat dilakukan dengan metode destilasi. Pada percobaan ini fenol didestilasi dari kotoran yang tidak menguap pada keepatan tidak tetap. Kecepatan penguapan bensin perlahan-lahan sehingga volume destilat dan sampel yang didestilasi harus sama. Penggunaan CuSO4 selama destilasi sampel yang telah diasamkan memungkinkan pembentukan kupri sulfida tanpa diikuti dekomposisi menjadi H2S. Larutan yang asam juga mencegah pengendapan kupri hidroksida yang berperan sebagai bahan pengoksidasi terhadap bensin (Armid, 2006:3).
Pemurnian merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas suatu bahan agar mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Beberapa metode pemurnian yang dikenal adalah secara kimia ataupun fisika. Pemurnian secara fisika memerlukan peralatan penunjang yang cukup spesifik, akan tetapi minyak yang dihasilkan lebih baik, karena warnanya lebih jernih dan komponen utamanya menjadi lebih tinggi. Untuk metode pemurnian kimiawi bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana dan hanya memerlukan pencampuran dengan adsorben atau senyawa pengomplek tertentu (Hernani, 2006)
C.    Alat dan Bahan
  1. Alat
-        1 Set Alat Destilasi
-        Statif dan Klem
-        Gelas Ukur
-        Elektromantel
-        Aluminium foil
-        tissue

  1. Bahan

-        Bensin
-        Vaselin
            -     Tissue 

UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI

No comments: