UJI KUALITATIF SENG DAN NIKEL DALAM CAMPURAN
MENGGUNAKAN PENUKAR ION
A.
Tujuan
Percobaan ini bertujuan
untuk menentukan seng dan nikel yang ada dalam campuran secara kualitatif
dengan pereaksi spesifik setelah dipisahkan dengan penukar ion.
B. Landasan Teori
Kromatografi
pertukaran ion juga merupakan cara analisis dengan teknik pemisahan. Cara ini
telah dipakai lebih dari setengah abad yang lalu, bila matriks padat tersebut
mempunyai gugus fungsional yang bermuatan negatif seperti gugus sulfanat (SO3-),
maka akan dapat berfungsi sebagai penukar kation, sebaliknya, bila bermuatan
posistif misalnya mempunyai gugus anion kuartener (-N(CH3)+),
maka akan dapat berfungsi sebagai penukar anion (Adnan,1997).
Kromatografi
kolom lazimnya digunakan untuk pemisahan dan pemurnian senyawa dalam skala
preparatif. Kromatografi kolom dapat dilakukan pada tekanan atmosfer atau
dengan tekanan lebih besar dari atmosfer dengan menggunakan tekanan luar. Untuk keberhasilan pemakai dalam bekerja dengan
kromatografi kolom, maka syarat utanmanya adalah mengetahui gambaran pemisahan
cuplikan pada kromatografi lapis tipis. Dengan mengetahui harga Rf
dari komponen cuplikan yang akan dipisahkan maka dapatlah dirancang jenis
sorben, eluen, serta ukuran kolom yang akan digunakan. Kolom yang digunakan
dalam kromatografi kolom dapat berupa gelas, plastik, atau nilon. Ukuran kolom
yang lazim digunakan misalnya mempunyai diameter dalam 2 cm dan panjang 45 cm
(Anwar , 1994).
Pekerjaan
pemisahan secara kromatografi dengan mempergunakan resin penukar telah
dilakukan oleh beberapa peneliti dalam usaha untuk memisahkan produk-produk
reaksi fisi. Berdasarkan pada keberadaan gugusan labilnya; resin penukar ion
dapat secara luas diklasifikasikan dalam empat golongan, yakni :
1. resin penukar kation bersifat asam kuat
(mengandung gugusan HSO3).
2. resin penukar kation bersifat asam lemah
(mengandung gugusan –COOH).
3. resin penukar kation bersifat basa kuat
(mengandung gugusan – amina tersier atau kuarterner).
4.
resin
penukar kation bersifat asam lemah (mengandung OH sebagai gugusan labil) (Khopkar,
2003).
Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi
sampai tingkat yang tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang
mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan . Berdasarkan gugus fungsionalnya,
resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation dan resin
penukar anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat
dipertukarkan. sedang resin penukar anion, mengandung anion yang dapat yang
dapat dipertukarkan (Lestari dkk., 2007).
kromatografi
kolom penukar ion terdapat dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak.
Syarat-syarat bahan yang bisa digunakan untuk fasa diam adalah tidak terlarut
pada fasa gerak, stabil pada kondisi proses yang dikehendaki dan mampu menyerap
zat-zat yang dipisahkan. Sedangkan bahan yang bisa dipakai sebagai fasa gerak
harus mempunyai sifat – sifat tidak melarutkan fasa diam, stabil terhadap
kondisi proses dan mampu melepaskan atau melarutkan unsur - unsur atau ion -
ion yang terserap/terikat pada fasa diamnya, dengan besar kelarutan yang
berbeda – beda (Santoso, 2008).
Menurut
teori pertukaran kristal dan teori memberan Donnan bahwa asas
keelektronegatifanlah yang menyebabkan terjadinya pertukaran ion dimana ion
yang mempunyai keelekronegatifan lebih besar akan lebih mudah mengalami
pertukaran. Klor lebih banyak terikat oleh resin sehingga waktu yang diperlukan
untuk mencapai keadaan jenuh akan semakin lama. Sedangkan menurut teori
selektivitas mengenai afinitas bahwa ion-ion yang mempunyai afinitas yang
tinggi akan memberikan pemuaian yang lebih kecil bagi resin sehingga ion-ion
tersebut mampu bertahan lebih kuat dan terikat lebih banyak dalam resin.
Penggunaan
resin penukar anion merupakan suatu cara pemisahan berdasarkan dari muatan yang
dimiliki oleh molekul zat terlarut. Resin penukar anion terdiri dari matriks
yang bermuatan positif dan ion lawannya adalah negatif. Air yang mengandung ion
klor jika dilewatkan dalam resin penukar anion maka ion klor akan bertukar
dengan ion penukar yang terikat pada gugus fungsi resin. Setelah air melewati
resin maka ion klor terikat dalam resin dan air yang dihasilkan dari proses
tersebut adalah air bebas ion klor (Antara dkk., 2008).
C.
Alat dan
Bahan
1. Alat
Alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah sebuah kolom kromatografi, tabung reaksi 2 buah, gelas kimia, pipet ukur
10 mL, filler, neraca analitik, statif dan klem dan botol semprot.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan
cuplikan (mengandung nikel dan seng), akuades, HCl 0,01 M, resin penukar anion,
dimetilglioksin 2%, larutan K4Fe(CN)6 1M, dan kapas.
UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment