Monday, 29 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA: UJI KUALITATIF SENG DAN NIKEL DALAM CAMPURAN MENGGUNAKAN PENUKAR ION



UJI KUALITATIF SENG DAN NIKEL DALAM CAMPURAN
 MENGGUNAKAN PENUKAR ION
A.    Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan seng dan nikel yang ada dalam campuran secara kualitatif dengan pereaksi spesifik setelah dipisahkan dengan penukar ion.
B.    Landasan Teori
Kromatografi pertukaran ion juga merupakan cara analisis dengan teknik pemisahan. Cara ini telah dipakai lebih dari setengah abad yang lalu, bila matriks padat tersebut mempunyai gugus fungsional yang bermuatan negatif seperti gugus sulfanat (SO3-), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar kation, sebaliknya, bila bermuatan posistif misalnya mempunyai gugus anion kuartener (-N(CH3)+), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar anion (Adnan,1997).
Kromatografi kolom lazimnya digunakan untuk pemisahan dan pemurnian senyawa dalam skala preparatif. Kromatografi kolom dapat dilakukan pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan lebih besar dari atmosfer dengan menggunakan tekanan luar.  Untuk keberhasilan pemakai dalam bekerja dengan kromatografi kolom, maka syarat utanmanya adalah mengetahui gambaran pemisahan cuplikan pada kromatografi lapis tipis. Dengan mengetahui harga Rf dari komponen cuplikan yang akan dipisahkan maka dapatlah dirancang jenis sorben, eluen, serta ukuran kolom yang akan digunakan. Kolom yang digunakan dalam kromatografi kolom dapat berupa gelas, plastik, atau nilon. Ukuran kolom yang lazim digunakan misalnya mempunyai diameter dalam 2 cm dan panjang 45 cm (Anwar , 1994).
Pekerjaan pemisahan secara kromatografi dengan mempergunakan resin penukar telah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam usaha untuk memisahkan produk-produk reaksi fisi. Berdasarkan pada keberadaan gugusan labilnya; resin penukar ion dapat secara luas diklasifikasikan dalam empat golongan, yakni :
1.     resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung gugusan HSO3).
2.     resin penukar kation bersifat asam lemah (mengandung gugusan –COOH).
3.     resin penukar kation bersifat basa kuat (mengandung gugusan – amina tersier atau kuarterner).
4.     resin penukar kation bersifat asam lemah (mengandung OH sebagai gugusan labil) (Khopkar, 2003).
Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan . Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat dipertukarkan. sedang resin penukar anion, mengandung anion yang dapat yang dapat dipertukarkan (Lestari dkk., 2007).
kromatografi kolom penukar ion terdapat dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak. Syarat-syarat bahan yang bisa digunakan untuk fasa diam adalah tidak terlarut pada fasa gerak, stabil pada kondisi proses yang dikehendaki dan mampu menyerap zat-zat yang dipisahkan. Sedangkan bahan yang bisa dipakai sebagai fasa gerak harus mempunyai sifat – sifat tidak melarutkan fasa diam, stabil terhadap kondisi proses dan mampu melepaskan atau melarutkan unsur - unsur atau ion - ion yang terserap/terikat pada fasa diamnya, dengan besar kelarutan yang berbeda – beda (Santoso, 2008).
Menurut teori pertukaran kristal dan teori memberan Donnan bahwa asas keelektronegatifanlah yang menyebabkan terjadinya pertukaran ion dimana ion yang mempunyai keelekronegatifan lebih besar akan lebih mudah mengalami pertukaran. Klor lebih banyak terikat oleh resin sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan jenuh akan semakin lama. Sedangkan menurut teori selektivitas mengenai afinitas bahwa ion-ion yang mempunyai afinitas yang tinggi akan memberikan pemuaian yang lebih kecil bagi resin sehingga ion-ion tersebut mampu bertahan lebih kuat dan terikat lebih banyak dalam resin.
Penggunaan resin penukar anion merupakan suatu cara pemisahan berdasarkan dari muatan yang dimiliki oleh molekul zat terlarut. Resin penukar anion terdiri dari matriks yang bermuatan positif dan ion lawannya adalah negatif. Air yang mengandung ion klor jika dilewatkan dalam resin penukar anion maka ion klor akan bertukar dengan ion penukar yang terikat pada gugus fungsi resin. Setelah air melewati resin maka ion klor terikat dalam resin dan air yang dihasilkan dari proses tersebut adalah air bebas ion klor (Antara dkk., 2008).


C.    Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebuah kolom kromatografi,  tabung reaksi 2 buah, gelas kimia, pipet ukur 10 mL, filler, neraca analitik, statif dan klem dan botol semprot.
2. Bahan
            Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan cuplikan (mengandung nikel dan seng), akuades, HCl 0,01 M, resin penukar anion, dimetilglioksin 2%, larutan K4Fe(CN)6 1M, dan kapas.

 UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI

No comments: