PEMBUATAN KALIUM TRIOKSALAT ALUMINAT
(K3Al(C2O4).3H2O)
A. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mempelajari proses
pembuatan kalium Trioksalat Aluminat K3Al(C2O4).3H2O.
B. Landasan Teori
Dalam
larutan basa kuat seperti NaOH reaksi dapat berlangsung dengan satu tahap lebih
jauh yaitu :
Sekarang Al3+
menjadi ion pusat dari anion kompleks yang dinamakan ion aluminat. Supaya
sederhana, ion ini biasanya digambarkan sebagai Al(OH)4-
dengan mengurangi dua molekul ligan H2O ( dan kadang-kadang bahkan
sebagai AlO2-, juga mengurangi dua molekul ligan H2O
lagi dari [ Al(OH)4]-. Kenyataan bahwa Al(OH)3(p)
larut dalam suasana basa dapat digambarkan lebih sederhana melalui persamaan :
Al(OH)3 (p) + OH- [ Al(OH)4
]- (aq)
Untuk ringkasnya spesies
utama yang diharapkan berperan dalam larutan Al3+ ialah :
OH- OH-
[Al(H2O)6]3+
(atau Al3+)
Al(OH)3(p) [ Al(OH)4]-
H3O- H3O-
(Petrucci, 1987).
Penggunaan pelarut bukan
air tidak banyak dilakukan. Cara subtitusi dalam air dapat dilakukan bila :
- Ion logam mempunyai afinitas besar terhadap air
- Ligan yang dipakai tidak larut dalam air.
Ion –ion yang mempunyai afinitas besar
terhadap air dan membentuk ikatan logam-oksigen yang kuat ialah Al3+,
Fe3+ dan Cr3+. Penambahn ligan yang bersifat basis tidak
membentuk kompleks, tetapi endapan basa
yang gelatinous. Dalam hal ini hidrat dari ion
di atas bersifat sebagai asam protonik (Sukardjo, 1992).
Reaksi yang membentuk ion kompleks dapat
dianggap sebagai reaksi asam basa lewis dengan ligan sebagai basa dengan
membrikan sepasang elektron kepada kation yang merupakan suatu asam. Ikatan
yang terbentuk antara atom pusat dengan ligan sering kovalen, tetapi dalam
beberapa keadaan interaksi dapat merupakan gaya penarik Coulomb. Beberapa
kompleks mengadakan reaksi subtitusi dengan cepat dan kompleks demikian
dinamakan labil ( Underwood, 1981)
Pada umumnya, ion logam cenderung
mencapai bilangan koordinasi setinggi mungkin. Ion logam transisi deret
pertama, bilangan koordinasinya 6. Logam transisi deret kedua dan ketiga,
bilangan koordinasinya adalah 8. Bilangan ligandnya besar, bilangan
koordinasinya turun.
Pembentukan ikatan kovalen koordinat
dalam senyawa kompleks terjadi karena donor pasangan elektron dari ligand ke
dalam orbital kosong dari logam penerima. Atom akseptor membentuk orbital
hibrida yang kosong dengan arah ikatan yang kuat, sehingga menentukan
streokimia dari komponen yang terbentuk (Surdia, 1993).
Senyawa kompleks telah banyak dipelajari dan diteliti melalui suatu
tahapan-tahapan reaksi (mekanisme reaksi) dengan menggunakan ion-ion logam
serta ligan yang berbeda-beda. Ligan memiliki kemampuan sebagai donor pasangan
elektron sehingga dapat dibedakan atas ligan monodentat, bidentat, tridentat
dan polidentat (Rilyanti, 2008).
Banyak sintesis senyawa kompleks yang telah dilakukan menghasilkan
senyawa antara sebagai katalis yang dapat membantu dalam reaksi-reaksi kimia.
Salah satu senyawa yang dapat digunakan dalam sintesis kompleks adalah ligan
yang berasal dari basa Schiff, dimana senyawa kompleks yang terbebtuk merupakan
salah satu senyawa antara yang dapat digunakan untuk bermacam penerapan ilmu,
seperti dalam ilmu biologi, klinik dan analitik. Kerja dan aktivitas obat
menunjukkan kenaikan setelah dijadikan logam-logam transisi terkhelat yang
ternyata lebih baik daripada hanya menggunakan senyawa organik (Sembiring Z.,
2008).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
Ø
Gelas kimia
Ø
Kertas
saring
Ø
Batang
pengaduk
Ø
Corong
Ø
Hot plate
Ø
Piper ukur
Ø
Filler
Ø
Erlenmeyer
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
Ø
Serutan aluminium
Ø
Asam oksalat
Ø
KOH
Ø
Etanol
Ø
Akuades
Ø alizarinUNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment