I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu,
karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid. Karbohidrat merupakan senyawa
karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat
mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya glukosa (C6H12O6). Karbohidrat adalah
polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa
ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atmo-atom karbon,
hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus
–OH, gugus aldehid atau gugus keton. Karbohidrat sangat beraneka ragam
sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah
ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida.
Karbohidrat sangat akrab denga
kehidupan manusia, karena ia adalah sumber energi utama manusia. contoh makanan
yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang,
sayur-sayuran dan lain sebagainya. Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan penting
sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu juga digunakan sebagai
pakan ternak dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk
konsumsi meningkat 5,16% per tahun, sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan
industri naik 10,87% per tahun
Selain untuk pengadaan
pangan dan pakan, jagung juga banyak digunakan industri makanan, minuman,
kimia, dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung
mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung
sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usahatani komoditas
tersebut (Suarni 2003, Suarni dan Sarasutha 2002, Suarni et al. 2005). Namun diversifikasi pangan sumber karbohidrat, yang
merupakan bagi-an terbesar pangan yang dikonsum-si masyarakat Indonesia,
masih sukar dilaksanakan. Untuk itu identifikasi karbohidrat pada percobaan ini
dilakukan demi pemanfaatan lebih lanjut dan mengetahui komposisi kimia apa saja
yang terdapat didalamnya.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada percobaan in adalah
1. Bagaimana cara
mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam sample melalui uji Benedict dan uji
iodine ?
C. Tujuan
Tujuan dari percobaan
ini adalah :
1. Mengetahui ada tidaknya karbohidrat
dalam sample melalui uji Benedict dan uji iodin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jagung
Jagung di Indonesia
merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di
samping itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.
Kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat 5,16% per tahun,
sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan industri naik 10,87% per tahun
(Wijaya, et al., 2007). Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional
dengan berkembangnya industri pangan
yang ditunjang oleh teknologi budi daya dan varietas unggul. Untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri yang
terus meningkat, Indonesia mengimpor jagung hampir setiap tahun. Pada tahun
2000, impor jagung mencapai 1,26 juta ton.
Selain untuk pengadaan
pangan dan pakan, jagung juga banyak digunakan industri makanan, minuman,
kimia, dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung
mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung
sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usahatani komoditas
tersebut (Suarni et al. 2005).
B. Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen.
Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil
energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan
menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi
(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan
otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti berolahraga
atau bekerja (Irawan, 2007).
Berdasarkan gugus fungsinya KH dikelompokkan
menjadi:
- Aldosa, adalah KH yang memiliki gugus fungsi aldehid pada atom C terminal CH=O
- Ketosa adalah KH yang memiliki gugus fungsi keton pada atom C kedua =O
Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi
menjadi 3 golongan, yaitu
- Monosakarida; karbohidrat tunggal
- Oligosakarida; karbohidrat yg tersusun dari beberapa(6 - 8) monosakarida
- Polisakarida; karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10 monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang
banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan
galaktosa
Olisakarida adalah KH yang jika
dihidrolisis menghasilkan 2 -8 gugus monosakarida. Contoh: Maltotriose glukosa + glukosa + glukosa. Kelompok oligosakarida ini diantaranya
juga termasuk disakarida.
Polisakarida adalah KH yang jika
dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 gugus monosakarida. Contohnya yaitu:
Glikogen, Amilum, Selulosa dan Dextrin. Berdasarkan fungsinya
polisakarida dibagi menjadi polisakarida sebagai bahan bakar (glikogen dan
amilim) dan polisdakarida sebagai struktural (dextran, kitin dan selulosa)
(Suhara, 2009).
Pati merupakan karbohidrat
yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman berklorofil. Bagi tanaman pati
merupakan cadangan makanan yang terdapat pada batang, biji dan umbi. Banyaknya
kandungan pati tergantung pada asal pati tersebut. Pati tersusun atas amilosa
dan amilopektin. Keduanya dapat dikatakan homogen secara kimia tetapi heterogen
dalam ukuran molekul. Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai
lurus dan larut dalam air. Amilosa terdiri dari satuan glukosa yang bergabung
melalui ikatan - 1,4 D-Glukosa sementara amilopektin merupakan komponen pati
yang mempunyai rantai cabang terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui
ikatan - 1,4 D-Glukosa dan - 1,6 D-Glukosa. Amilopektin tidak larut dalam air tetapi
larut dalam butanol (Ben dkk, 2007).
C. Identifikasi
Karbohidrat
Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik
kromatografi, akan tetapi terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat
dilakukan diantaranya :
- Uji Molish
Uji ini merupakan uji yang paling umum untuk
pengetesan adanya karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Pada uji ini asam
sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan glikosidik, menghasilkan
monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunanya. Furfural
mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang akan menghasilkan cincin warna
ungu kompleks (merah-ungu), yang menunjukan adanya karbohidrat.
- Uji Benedict
Uji ini digunakan
untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan endapan warna
hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraaan semikualitatif
adanya sejumlah gula yang mereduksi.
- Uji Barfoed
Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida,
disakarida, dan polisakarida. Barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam
lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Disakarida akan dapat dihidrolisis
sehingga bereaksi positif dengan pemanasan yang lebih lama. Dengan kata lain
untuk membedakan monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung berapa lama
pemanasan sampai terbentuk endapan tembaga oksida yang berwarna merah bata.
- Uji Bial
Uji ini digunakan untuk menguji adanya gula
pentosa. Pemanasan pentosa dengan HCL pekat akan menghasilkan furfural yang
berkondensasi dengan orcinol dan ion feri . Hasil pemanasan akan menghasilkan
warna biru-hijau yang menunjukan adanya gula pentosa.
- Uji Selliwanof
Uji ini digunakan untuk menguji adanya gugus
keton. Ketosa
akan didehidrasi lebih cepat dari aldosa. Furfural akan berkondensasi dengan
recorcinol (1,3- dihidroksi benzena) yang akan memberikan warna merah kompleks
(merah-cherry).
- Uji Iodium
Uji ini digunakan
untuk menguji adanya polisakarida. Pembentukan warna biru menunjukan adanya
pati, warna merah menunjukan adanya glikogen atau eritrodekstrin.
(Suhara, 2009)UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment