Tuesday, 16 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM: IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT



I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu, karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya glukosa (C6H12O6). Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atmo-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton. Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Karbohidrat sangat akrab denga kehidupan manusia, karena ia adalah sumber energi utama manusia. contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya. Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat 5,16% per tahun, sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan industri naik 10,87% per tahun
Selain untuk pengadaan pangan dan pakan, jagung juga banyak digunakan industri makanan, minuman, kimia, dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usahatani komoditas tersebut (Suarni 2003, Suarni dan Sarasutha 2002, Suarni et al. 2005). Namun diversifikasi pangan sumber karbohidrat, yang merupakan bagi-an terbesar pangan yang dikonsum-si masyarakat Indonesia, masih sukar dilaksanakan. Untuk itu identifikasi karbohidrat pada percobaan ini dilakukan demi pemanfaatan lebih lanjut dan mengetahui komposisi kimia apa saja yang terdapat didalamnya.
B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan in adalah
1.     Bagaimana cara mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam sample melalui uji Benedict dan uji iodine ?
C.  Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.   Mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam sample melalui uji Benedict dan uji iodin.

















II. TINJAUAN PUSTAKA
A.  Jagung
Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat 5,16% per tahun, sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan industri naik 10,87% per tahun (Wijaya, et al., 2007). Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industri  pangan yang ditunjang oleh teknologi budi daya dan varietas unggul. Untuk memenuhi  kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat, Indonesia mengimpor jagung hampir setiap tahun. Pada tahun 2000, impor jagung mencapai 1,26 juta ton.
Selain untuk pengadaan pangan dan pakan, jagung juga banyak digunakan industri makanan, minuman, kimia, dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usahatani komoditas tersebut (Suarni et al. 2005).
B.  Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti berolahraga atau bekerja (Irawan, 2007).
Berdasarkan gugus fungsinya KH dikelompokkan menjadi:
  1. Aldosa, adalah KH yang memiliki gugus fungsi aldehid pada atom C terminal CH=O
  2. Ketosa adalah KH yang memiliki gugus fungsi keton pada atom C kedua =O
Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu
  1. Monosakarida; karbohidrat tunggal
  2. Oligosakarida; karbohidrat yg tersusun dari beberapa(6 - 8) monosakarida
  3. Polisakarida; karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10 monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa
Olisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan 2 -8 gugus monosakarida. Contoh: Maltotriose glukosa + glukosa + glukosa. Kelompok oligosakarida ini diantaranya juga termasuk disakarida.
Polisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 gugus monosakarida. Contohnya yaitu: Glikogen, Amilum, Selulosa dan Dextrin. Berdasarkan fungsinya polisakarida dibagi menjadi polisakarida sebagai bahan bakar (glikogen dan amilim) dan polisdakarida sebagai struktural (dextran, kitin dan selulosa) (Suhara, 2009).
Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman berklorofil. Bagi tanaman pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada batang, biji dan umbi. Banyaknya kandungan pati tergantung pada asal pati tersebut. Pati tersusun atas amilosa dan amilopektin. Keduanya dapat dikatakan homogen secara kimia tetapi heterogen dalam ukuran molekul. Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan larut dalam air. Amilosa terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan - 1,4 D-Glukosa sementara amilopektin merupakan komponen pati yang mempunyai rantai cabang terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan - 1,4 D-Glukosa dan - 1,6 D-Glukosa. Amilopektin tidak larut dalam air tetapi larut dalam butanol (Ben dkk, 2007).
C.  Identifikasi Karbohidrat
Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik kromatografi, akan tetapi terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat dilakukan diantaranya :
  1. Uji Molish
Uji ini merupakan uji yang paling umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan glikosidik, menghasilkan monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunanya. Furfural mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang akan menghasilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang menunjukan adanya karbohidrat.
  1. Uji Benedict
Uji ini digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi.
  1. Uji Barfoed
Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Disakarida akan dapat dihidrolisis sehingga bereaksi positif dengan pemanasan yang lebih lama. Dengan kata lain untuk membedakan monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung berapa lama pemanasan sampai terbentuk endapan tembaga oksida yang berwarna merah bata.
  1. Uji Bial
Uji ini digunakan untuk menguji adanya gula pentosa. Pemanasan pentosa dengan HCL pekat akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri . Hasil pemanasan akan menghasilkan warna biru-hijau yang menunjukan adanya gula pentosa.
  1. Uji Selliwanof
Uji ini digunakan untuk menguji adanya gugus keton. Ketosa akan didehidrasi lebih cepat dari aldosa. Furfural akan berkondensasi dengan recorcinol (1,3- dihidroksi benzena) yang akan memberikan warna merah kompleks (merah-cherry).
  1. Uji Iodium
Uji ini digunakan untuk menguji adanya polisakarida. Pembentukan warna biru menunjukan adanya pati, warna merah menunjukan adanya glikogen atau eritrodekstrin.
(Suhara, 2009)

UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI

No comments: