PENENTUAN NIKEL SEBAGAI KOMPLEKS DIMETILGLIOKSIM DENGAN EKSTRAKSI
A.
Tujuan
Tujuan
dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan nikel sebagai kompleks
nikel-dimetilglioksim dengan cara ekstraksi.
B.
Landasan
Teori
Suatu ion atau molekul komples terdiri dari satu atom
(ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu.
Atom pusat itu ditandai oleh bilangan koordinasi, suatu angka bulat, yang
menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil
dengan satu atom pusat. Ion-ion dan molekul-molekul anorganik sederhana seperti
NH3, CN-, Cl-,
H2O membentuk ligan monodentat, yaitu satu ion atau molekul
menempati salah satu ruang yang tersedia sekitar ion pusat dalam bulatan
koordinasi, tetapi ligan bidentat, tridentat, dan juga tetradentat. Kompleks
yang terdiri dari ligan-ligan polidentat sering disebut sepit (chelate)
(Svehla, 1985).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat
yang terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektometer menghasilkan sinar
dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorbsi (Khopkar, 1990).
Bila suatu zat terlarut terbagi atas dua cairan yang
tidak saling bercampur, maka dalam keadaan setimbang terdapat hubungan antara
konsentrasi zat terlarut dalam kedua fasa tersebut. Nernst pertama kali
memberikan pernyataan mengenai Hukum Distribusi (1981), yaitu suatu zat
terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak saling campur sehingga
angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstan pada temperatur
tertentu. Ekstraksi merupakan proses pemisahan dimana suatu zat terbagi dalam
dua pelarut yang tidak tercampur (Armid, 2006).
Pereaksi-pereaksi organik yang dipakai dalam pemeriksaan
kimia umumnya mengandung gugus fungsi yang bertindak sebagai ligan. Karena itu,
pereaksi-pereaksi ini dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion-ion logam,
terutama senyawa kompleks dengan kelat. Pereaksi-pereaksi organik tersebut
dapat digunakan untuk menghasilkan endapan atau mencegah timbulnya warna atau
untuk mengubah sifat oksidasi atau reduksi suatu senyawa (Rivai, 1995).
Perpindahan massa
fasa cair-cair merupakan suatu fenomena penting dalam proses ekstraksi. Salah
satu faktor yang mempengaruhi kecepatan perpindahan massa adalah koefisien perpindahan massa. Harga koefisien
perpindahan massa
pada ekstraksi cair-cair dalam tangki berpengaduk dipengaruhi oleh variabel
sifat fisis cairan, difusivitas zat terlarut dalam cairan, bentuk dan ukuran alat,
kecepatan putar pengaduk, fraksi volum fasa cair terdispersi (φ) dan percepatan
gravitasi bumi.
Koefisien perpindahan massa fasa dispersi untuk ekstraksi dapat
dikorelasikan dalam bentuk empirik dengan melibatkan bilangan tak berdimensi.
Salah satu contoh korelasi ini adalah ekstraksi dalam tangki berpengaduk
(Abidin et al, 2008).
Studi yang banyak dilakukan adalah mencari
persamaan-persamaan fundamental proses ekstraksi untuk mendukung perancangan
alat ekstraksi yang lebih efisien/optimal. Konsep dasar yang terlibat adalah
keseimbangan fasa cair-cair dan perpindahan massa cair-cair. Ada kecenderungan baru untuk mencoba
menggunakan ekstrksi reaktif. Salven yang dipakai mengandung zat yang bisa
berikatan kimia atau membentuk senyawa kompelks dengan zat yang diserap
sehingga kemampuan salven mengekstraksi meningkat. Salah satu contoh adalah
ekstraksi asam sitrat dari air (hasil fermentasi) dengan salven metil
isobutilketon (MIBK) yang mengandung trisooktilamin (TIAO) (Sediawan et al,
2000).
C.
Alat dan
Bahan
1. Alat
- Corong
pisah
- Labu
takar 25 mL
- Gelas
ukur
- Pipet
volume 10 mL
- Timbangan
analitik
- Filler
- Spektronik
- Kuvet
- Batang
pengaduk
2. Bahan
- Nikel
(II) ammonium sulfat 6H2O
- Amoniak
pekat
- Kloroform
- Asam
sulfat
- Dimetilglioksim
- Aquades
- Tissue
UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment