ANTARAKSI CAHAYA DENGAN ATOM DAN MOLEKUL
A. Latar Belakang
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat
ini, analisis kimia dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi
dari berbagai selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan aditif
digunakan untuk plastik dan elastomer. Spektroskopi infra merah, metoda
pengukuran fotometer UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa
bersama sama dengan dari metoda pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan
alat yang teliti sebagai pilihan untuk analisis kwalitatif dan kwantitatif
bahan. Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies
kimia. Berprinsip pada penggunaan cahaya/tenaga magnek atau listrik untuk
mempengaruhi senyawa kimia sehingga menimbulkan tanggapan.Tanggapan tersebut
dapat diukur untuk menetukan jumlah atau jenis senyawa. Cara interaksi dengan
suatu sampel dapat dengan absorpsi, pemendaran (luminenscence) emisi, dan
penghamburan (scattering) tergantung pada sifat materi.Teknik spektroskopi
meliputi spektroskopi UV-Vis, spektroskopi serapan atom, spektroskopi infra
merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi NMR, spektroskopi massa.
Sektroskopi adalah ilmu
yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel
yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi
juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam
catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya
tampak" digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa
kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang
seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya
cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetikdan non-elektromagnetik seperti
gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum
yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara
intensif dalam astronomi dan penginderaan
jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai
spektrograf yang digunakan untuk
mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi
atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis spektral. salah satu jenis spektroskopi
adalah spektroskopi infra merah (IR). spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi
suatu molekul.
Penggunaan
spektroskopi sebagai sarana penentuan struktur senyawa memiliki sejarah yang
panjang. Reaksi nyala yang populer berdasarkan prinsip yang sama dengan
spektroskopi. Di pertengahan abad ke-19, kimiawan Jerman Robert Wilhelm Bunsen
(1811-1899) dan fisikawan Jerman Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887)
berkerjasama mengembangkan spektrometer (Gambar 13.2). Dengan bantuan alat baru
ini, mereka berhasil menemukan dua unsur baru, rubidium dan cesium. Kemudian
alat ini digunakan banyak kimiawan untuk menemukan unsur baru semacam galium,
indium dan unsur-unsur tanah jarang. Spektroskopi ntelah memainkan peran
penting dalam penemuan gas-gas mulia.
Metoda
penyelidikan dengan bantuan spektrometer disebut spektrometri. Dengan sumber
cahaya apapun, spektrometer terdiri atas sumber sinar, prisma, sel sampel,
detektor dan pencatat. Fungsi prisma adalah untuk memisahkan sinar
polimkromatis di sumber cahaya menjadi sinar monokromatis, dan dengan demikian
memainkan peran kunci dalam spektrometer. Dalam spektrometer modern, sinar yang
datang pada sampel diubah panjang gelombangnya secara kontinyu. Hasil percobaan
diungkapkan dalam spektrum dengan absisnya menyatakan panjang gelombang (atau
bilangan gelombang atau frekuensi) sinar datang dan ordinatnya menyatakan
energi yang diserap sampel.
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan
pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dengan detektor fototube.
dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi
yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkamuntuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
Cahaya
selain memiliki sifat sebagai gelombang juga memiliki sifat sebagai
partikel/materi sehingga sifat-sifat dari cahaya dapat diterangkan sebagai
materi maupun sebagi gelombang. Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi
elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton
berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron dan quark, karena
ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan
cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel ("dualisme
gelombang-partikel").
Foton yang dipancarkan dalam berkas koheren laser
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh
ruang dan menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan oleh
lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang terpantulkan saling
memusnahkan satu sama lain.Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi
dengan materi dengan memindahkan energi sejumlah:
,
di mana
: adalah konstanta Planck,
adalah laju cahaya, dan
adalah
panjang gelombangnya.
Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan
memiliki polarisasi. Foton mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut tidak
dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran tersebut didefinisikan
sebagai probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu.
Sebagai contoh, meskipun sebuah foton dapat mengeksitasi satu molekul
tertentu, sering tidak mungkin meramalkan sebelumnya molekul yang mana yang
akan tereksitasi.
Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik
biasa digunakan oleh para fisikawan. Namun dalam fisika teoretis sebuah foton dapat dianggap sebagai mediator buat segala
jenis interaksi elektromagnetik, seperti medan magnet dan gaya tolak-menolak antara muatan sejenis. Konsep
modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh Albert Einsteinuntuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak
memenuhi model klasik untuk cahaya. Model foton khususnya memperhitungkan
ketergantungan energi cahaya terhadap frekuensi, dan menjelaskan kemampuan materi dan
radiasi elektromagnetik untuk berada dalam kesetimbangan termal. Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali pengamatan
ini dengan model semiklasik, yang masih menggunakan persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan cahaya. Namun dalam model ini
objek material yang mengemisi dan menyerap cahaya dikuantisasi. Meskipun
model-model semiklasik ini ikut menyumbang dalam pengembangan mekanika kuantum, percobaan-percobaan lebih lanjut membuktikan hipotesis
Einstein bahwa cahaya itu sendirilah yang terkuantisasi. Kuantum cahaya adalah foton.
Konsep foton telah membawa kemajuan berarti dalam fisika
teoretis dan eksperimental, seperti laser, kondensasi Bose-Einstein, teori medan kuantum dan interpretasi probabilistik dari mekanika kuantum.
Menurut model standar fisika partikel, foton bertanggung jawab dalam
memproduksi semua medan listrik dan medan magnet dan foton sendiri merupakan hasil persyaratan bahwa
hukum-hukum fisika memiliki kesetangkupan pada tiap titik pada ruang-waktu. Sifat-sifat intrinsik foton seperti muatan listrik, massa dan spin ditentukan dari kesetangkupan gauge ini.
Konsep foton diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia,
mikroskopi resolusi tinggi dan pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton
dipelajari sebagai unsur komputer kuantum dan untuk aplikasi canggih dalam komunikasi optik
seperti kriptografi
kuantum
UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI via Mediafire
1. Nomenklatur
Foton awalnya dinamakan sebagai kuantum cahaya
(das Lichtquant) oleh Albert Einstein. Nama modern "photon" berasal dari kata Bahasa Yunani untuk cahaya φῶς, ditransliterasi sebagai phôs, dan ditelurkan
oleh kimiawan fisik Gilbert N. Lewis, yang menerbitkan teori spekulatif yang menyebutkan
foton sebagai "tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan". Meskipun
teori Lewis ini tidak dapat diterima karena bertentangan dengan hasil banyak
percobaan, nama barunya ini, photon, segera diadopsi oleh kebanyakan
fisikawan. Isaac Asimov menyebut Arthur Compton sebagai orang yang pertama kali mendefinisikan kuantum
cahaya sebagai foton pada tahun 1927.
Dalam fisika, foton biasanya dilambangkan oleh simbol γ
abjad Yunani gamma. Simbol ini kemungkinan berasal dari sinar gamma, yang ditemukan dan dinamakan oleh Villard, dan dibuktikan sebagai salah satu bentuk radiasi
elektromagnetik pada 1914 oleh Ernest Rutherford dan Edward Andrade[10]
Dalam kimia dan rekayasa optik, foton biasanya dilambangkan oleh , energi foton, adalah konstanta Planck dan abjad Yunani adalah frekuensi
foton. Agak jarang ditemukan adalah foton disimbolkan sebagai hf, f
di sini melambangkan frekuensi.
2. sifat-sifat fisik
Diagram Feynman pertukaran foton virtual (dilambangkan oleh garis gelombang dan gamma, )
Foton
tidak bermassa, tidak memiliki muatan listrik, dan tidak meluruh secara spontan di ruang hampa. Sebuah
foton memiliki dua keadaan polarisasi yang dimungkinkan, dan dapat
dideskripsikan dengan tiga parameter kontinu: komponen-komponen vektor gelombang, yang menentukan panjang gelombangnya () dan arah perambatannya. Foton
adalah boson gauge untuk elektromagnetisme, dan sebab itu semua bilangan kuantum lainnya seperti bilangan lepton, bilangan baryon atau strangeness bernilai persis nol. Foton diemisikan dalam banyak
proses alamiah, contohnya ketika muatan dipercepat, saat transisi molekuler,
atomik atau nuklir ke tingkat energi yang lebih rendah, atau ketika sebuah
partikel dan antipartikel bertumbukan dan saling memusnahkan. Foton diserap dalam
proses dengan waktu mundur (time-reversed) yang berkaitan dengan yang sudah
disebut di atas: contohnya dalam produksi pasangan partikel-antipartikel, atau
dalam transisi molekuler, atomik atau nuklir ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Dalam ruang hampa foton bergerak dengan laju (laju cahaya). Energinya dan momentumdihubungkan
dalam persamaan , di mana merupakan nilai momentum. Sebagai
perbandingan, persamaan terkait untuk partikel dengan massa adalah , esuai
dengan teori relativitas
khusus.
B.
Radiasi Elektromagnetik
Metoda spektroskopi merupakan alat utama pada kimia
modern untuk identifikasi struktur molekul. Pada kimia organik, metoda
spektroskopi digunakan untuk menentukan dan mengkonfirmasi struktur molekul,
untuk memantau reaksi dan untuk mengetahui kemurnian suatu senyawa. Metoda yang
paling penting untuk kimia organik adalah spektroskopi resonansi magetik inti:
spektroskopi 1H dan 13C NMR, spektrometri massa,
inframerah dan spektroskopi UV/Vis. Pada buku teks dalam bahasa German dan
Inggris berikut ini, diberikan pengantar teori dan aplikasi dari metoda
tersebut pada tingkat dasar.
Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnetik dapat dianggap menyerupai gelombang. Diagram suatu gelombang yang ditandai dengan ciri yang penting dapat dilihat di bawah ini.
l = panjang gelombang: jarak yang ditempuh gelombang
selama satu siklus (m)
A=
amplitudo gelombang: perpindahan maksimum dari poros horisontal (m).
¡= perioda:
waktu untuk satu siklus sempurna.(s)
n= frekwensi
osilasi : jumlah siklus dalam tiap detik(Hz)
Jika kita
berbicara mengenai l, ¡, n, yang
dimaksud adalah siklusnya, tetapi biasanya tidak digunakan. Hubungan antara
panjang gelombang (l) dan frekwensi
(n) gelombang
cahaya adalah
nl = c
dimana c adalah kecepatan cahaya (3,0
x 108 m/s atau 3,0 x 1010 cm/s)
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya
dalam keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan
dasar (stabil) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang
dikenal dengan sinar gamma (γ). Dalam proses pemancaran ini, baik nomor atom
atau nomor massa inti tidak berubah.
(AX)*
→ AX +γ
Energi
gelombang ini ditentukan oleh panjang gelombang )(λatau oleh frekuensinya (f)
sesuai persamaan :
E = hn
= hc/l
dengan h adalah tetapan plank yang
besarnya 6,63 10-34 Js.
Energi tiap foton adalah beda energi antara keadaan awal
dan keadaan akhir inti, dikurangi dengan sejumlah koreksi kecil untuk energi
pental inti. Energi ini berada pada kisaran 100 KeV hingga beberapa MeV. Inti
dapat pula dieksitasi dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi dengan menyerap
foton dengan energi yang tepat. Gambar memperlihatkan suatu diagram tingkat energi yang khas
dari keadaan eksitasi inti dan beberapa transisi sinar gamma yang dipancarkan.
Wakto paro khas bagi tingkat eksitasi inti adalah 10-9 hinga
10-12 s.
Ada beberapa yang memiliki waktu paro
lama (beberapa jam bahkan beberapa hari). Intiinti yang tereksitasi seperti ini
dinamakan isomer dan keadaan tereksitasinya dikenal sebagai keadaan isomerik.
Dalam menghitung energi partikel alfa dan beta yang dipancarkan
dalam peluruhan radioaktif di depan dianggap tidak ada sinar gamma yang
dipancarkan. Jika ada sinar gamma yang dipancarkan, maka energi yang ada (Q)
harus dibagi bersama antara partikel dengan sinar gamma.
RADIASI
Radiasi
yang berasal dari alam dan bukan dari hasil aktivitas manusia disebut radiasi.Berdasarkan
sumbernya, radiasi alam dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu radiasi kosmik
danradiasi yang berasal dari bahan radioaktif yang berada dalam kerak bumi.
Radiasi kosmik terdiridari radiasi kosmik primer yang berasal dari luar angkasa
dan masuk ke atmosfir bumi, dan radiasikosmik sekunder yang terjadi akibat
interaksi antara radiasi kosmik primer dengan unsur-unsur diangkasa.Radiasi
alam adalah radiasi yang ada di alam berupa radiasi kosmik dan radiasi yang
berasal daribahan radioaktif yang ada dalam kerak bumi (radionuklida
terestrial). Radiasi yang terpancar darinti atom akibat interaksi antara
radiasi kosmik dengan inti atom yang ada di atmosfir bumi(radionuklida
kosmogenik) adalah radiasi yang paling umum. Di sini akan dibahas radiasi
yangberasal dari radiasi kosmik dan dari radionuklida terestriall.(Gambar di baawah).
Radiasi Kosmik
Radiasi kosmik terdiri dari radiasi
berenergi tinggi yang berasal dari luar angkasa yang masuk keatmosfir bumi
(radiasi kosmik primer), partikel sekunder dan gelombang elektromagnetik
yangterjadi akibat interaksi radiasi kosmik primer dengan inti atom yang ada di
atmosfir.
Radiasi
Kosmik Primer
Bagian
terbesar dari radiasi kosmik primer adalah radiasi yang berasal dari sistem
tata surya,terutama partikel yang berasal dari flare matahari seperti
partikel proton (90 %) dan partikelalfa (10%). Selain itu, dalam jumlah yang
kecil terdapat inti atom berat, elektron, foton, danneutrino.Besarnya fluks
radiasi kosmik yang masuk ke bumi dipengaruhi oleh medan magnet bumidan
aktivitas matahari. Di daerah pada garis lintang rendah, partikel berenergi
rendahdibelokkan kembali ke angkasa, sehingga fluks radiasi kosmik pada daerah
tersebut lebihrendah dari pada fluks di daerah pada garis lintang tinggi (efek
posisi lintang). Partikel protonberenergi rendah dari radiasi primer menunjukkan
fluktuasi dengan periode 11 tahun sesuaidengan aktivitas matahari (modulasi).
Fluks partikel tersebut akan menjadi sangat kecil padasaat aktivitas matahari
sangat tinggi, sebaliknya pada saat aktivitas matahari paling kecilfluksnya
menjadi paling besar.
Radiasi
Kosmik Sekunder
Setelah
memasuki atmosfir, radiasi kosmik primer akan mengalami berbagai reaksidengan
inti atom yang ada di atmosfir dan menghasilkan partikel dan inti atom yang
baru.Partikel radiasi kosmik berenergi tinggi mengalami reaksi inti yang
disebut reaksi tumbukandengan inti atom udara dan menghasilkan materi hasil
reaksi partikel sekunder seperti1/3neutron, proton, p meson, K meson dan
lain-lain, serta inti He-3 (helium), Be-7 (berilium), Na-22 (natrium).
Selanjutnya partikel proton, neutron, p meson berenergi tinggi bereaksi
denganinti atom yang ada di udara, dan menghasilkan partikel sekunder lebih
banyak (cascade).Kemudian p meson meluruh dan berubah menjadi muon atau
foton dan menghasilkanpenggandaan jenis yang lain. Partikel yang terjadi
disebut radiasi kosmik sekunder. Selain itu,H-3, Be-7, Na-22 adalah materi yang
memancarkan radiasi. Materi ini disebut radionuklidakosmogenik dan dianggap
berbeda dengan radiasi kosmik sekunder.Radiasi kosmik dapat sampai ke permukaan
bumi dan mengionisasi udara. Besarnya ionisasiudara di sekitar permukaan laut
sekitar 75% disebabkan oleh elektron yang lepas karenatumbukan muon, dan 15%
disebabkan oleh elektron yang terjadi akibat peluruhan muon.Selain itu, neutron
yang merupakan bagian dari radiasi kosmik memberikan dosis efektiftahunan
sekitar 8% dari partikel yang dihasilkan karena ionisasi.Intensitas radiasi
kosmik juga bervariasi bergantung pada ketinggian. Pada ketinggian 2.000m
jumlah ionisai yang terjadi sekitar 2 kali jumlah ionisasi di permukaan laut,
pada ketinggian5.000 m sekitar 10 kali, dan pada ketinggian 10.000 m sekitar
100 kali.
Radiasi
dari Radionuklida alam
Dari
seluruh radionuklida yang ada di bumi, sebagian besar merupakan inti atom yang
ada di kerakbumi sejak bumi terbentuk (radiasi primordial). Selain itu terdapat
inti yang terjadi dari interaksiantara radiasi kosmik dengan inti atom yang ada
di udara, bahan radioaktif akibat peluruhanspontan atau akibat interaksi dengan
neutron dari radiasi kosmik, dan radionuklida yang pernahada tetapi saat ini
sudah musnah karena umur paronya pendek. Jumlah inti yang musnah ini
tidakbegitu banyak. Di bawah ini akan dijelaskan radiasi yang dipancarkan oleh
radionuklida terrestrial yang ada sejak terbentuknya bumi.
Radiasi
dari radionuklida primordial
Terdapat
tiga jenis radionuklida primordial utama yaitu kalium-40 (K-40 umur paro 1,25
milyartahun), Th-232 (umur paro 14 milyar tahun) yang merupakan inti awal deret
thorium, dan U-238 (umur paro 4,5 milyar tahun) yang merupakan inti awal deret
uranium. Radionuklidadalam deret uranium maupun thorium mengalami peluruhan a,
b maupun g. K-40 mengalamipeluruhan b berubah menjadi Ca-40 dan Ar-40 dengan
memancarkan radiasi b dan g.Radionuklida ini ada dalam hampir semua materi
seperti kerak bumi, bebatuan, lapisan tanah,air laut, bahan bangunan dan tubuh
manusia dengan kadar yang berbeda-beda. Secaraumum batuan dari gunung berapi
memiliki kadar radionuklida yang lebih tinggi dari padabatuan endapan. Jadi,
kerapatan radionuklida berbeda-beda bergantung kepada jenis tanahdan unsur
pembentuknya, dan ini adalah penyebab utama adanya perbedaan dosis radiasidari
suatu tempat dengan lainnya.Di dalam deret uranium dan thorium terdapat gas
mulia Rn-222 dan Rn-220 (radon).
Sebagian
dari gas yang muncul/terjadi dalam deret peluruhan ini akan keluar dari
lapisantanah atau bahan bangunan. Partikel inti hasil peluruhan dapat menempel
pada aerosol diudara dan mengubah aerosol itu menjadi aerosol radioaktif alam.
Paparan radiasi (dosisefektif) akibat menghirup aerosol radioaktif merupakan
komponen terbesar di antara radiasialam. Di dalam bangunan yang terbuat dari
batuan yang kerapatan materi radioaktifnya tinggi,kerapatan aerosol radioaktif
di udara juga tinggi; dan karenanya dosis radiasi pada system 2/3pernafasan juga
meningkat maka kerapatan dan dinamika Rn dan hasil peluruhannya diudara dalam
ruangan menjadi suatu masalah.
Paparan
radiasi dari radionuklida di luar ruangan ditentukan oleh kerapatan
radionuklida didalam lapisan tanah di tempat itu, sedangkan di dalam ruangan,
faktor penentunya adalahkerapatan radionuklida di dalam bahan bangunan dan efek
kungkungan. Di luar ruangan, lajudosis rata-rata akibat menghirup udara (1 m di
atas tanah) di Jepang adalah 49 nGy/jam(terkecil 5, terbesar 100), hampir sama
dengan nilai rata-rata dunia (55 nGy/jam). Datapengukuran di 23 negara termasuk
Austria dan Denmark menunjukkan nilai rata-rata 24 ~ 85nGy/jam, dan nilai
rata-rata di satu negara sangat berbeda dengan di negara lain.
Daridaerah-daerah tersebut ada sebagian wilayah yang laju dosisnya sangat
tinggi, misalnya diwilayah Kerala (India) yang banyak mengandung monasit (150 ~
1000 nGy/jam), dan wilayah
Karabari di
Brazil (130 ~ 1200 nGy/jam).
GAMBAR:
Gambar 1. Radiasi alam dan sumbernya
C. Tenaga dan Spektrum Elektromagnetik
Cahaya yang
dapat dilukiskan sebagai gelombang osilasi dapat juga dianggap sebagai aliran
paket energi atau partikel yang bergerak dengan kecepatan tinggi (3 x 1010
cm/s). Paket energi ini disebut foton (E) teori partikel melalui persamaan
Planck.
E=hn
dimana h adalah tetapan Planck, suatu
faktor kesebandingan yang nilainya 6,63 x 10-34 joule sekon (Js).
Bilangan gelombang, n adalah ciri
gelombang yang berbanding lurus dengan energi dan didefinisikan sebagai jumlah
gelombang persentimeter.
n = 1/l
Sinar gamma merupakan
gelombang elektromagnetik yang membawa energi dalam bentuk paket-paket yang
disebut foton. Jika sinar gamma masuk ke dalam suatu bahan, juga mengahsilkan
ionisasi, hanya saja ionisasi yang dihasilkan sebagian besar melalui proses ionisasi
sekunder. Jadi, jinar gamma berinteraksi dengan materi hanya beberapa pasang
ion primer saja yang terbentuk. Ion-ion primer itu selanjutnya melakukan proses
ionisasi sekunder sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih banyak
dibandingkan yang terbentuk pada proses ionisasi primer.
Apabila sinar gamma
(gelombang elektromagnetik) memasuki perisai, maka intensitas radiasi saja yang
akan berkurang, sedangkan energi tetap tidak berubah.
I = I0e-µd
Dengan Io adalah
intensitas mula-mula, I Intensitas yang diteruskan, d adalah ketebalan bahan
perisasi dan μ adalah koefisien serapan linier bahan perisai. Karena μd tidak
memiliki satuan, maka satuan μ dan d menyesuaikan. Jika d dalam cm, maka μ
dalam 1/cm. Nilai μ untuk setiap bahan sangat bergantung pada nomor atom bahan
dan juga pada radiasi gamma. Untuk beberapa tujuan tertentu, seringkali tabel
bahan perisai tidak dinyatakan dalam tebal linier dengan satuan panjang, tetapi
dinyatakan dalam tebal kerapatan (gr/cm2). Jika besaran itu yang dipakai
maka koefisien serapan bahan dinyatakan dalam koefisiem serapan massa μm dengan
satuan cm2/gr.
Hubungan keduanya dinyatakan dalam:
µ (cm-1) =
µm (cm2/gr) x ρ (gr/cm3)
Selain kedua koefisien serapan tersebut, juga
digunakan koefisien serapan atomik (μa), yaitu fraksi berkas radiasi
gamma yang diserap oleh atom . Koefisien serapan atomik dirumuskan
µa (cm2/atom) =
Dengan N adalah
jumlah atom penyerap per cm3. Koefisien serapan atomik ini selalu
menunjukkan tampang lintang (cross section) dengan satuan barn. Koefisien
serapan atomik seringkali disebut microscopic cross section (σ),
sedangkan koefisien serapan linier sering dikenal dengan istilah macroscopic
cross section (). Σ=σNSedangkan nilai tebal paro atau half
value thickness (HVT) adalah tebal bahan perisai yang diperlukan radiasi
gelombang elektromagnetik untuk mengurangi intensitas radiasinya, sehingga
tinggal setengah dari semula. Dilihat dari daya tembusnya, radiasi gamma
memiliki daya tembus paling kuat dibandingkan dengan radiasi partikel yang
dipancarkan inti radioaktif lainnya. Sebaliknya, daya ionisasinya paling lemah.
Karena sinar gamma termasuk gelombang elektromagnetik, maka kecepatannya sama
dengan kecepatan cahaya.
D. Interaksi Radiasi Elektromagnetik dengan Materi
Suatu molekul
mempunyai energi dalam yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama,
molekul dapat ada dalam rotasi pada bermacam-macam sumbu, dan mempunyai
sejumlah tertentu energi rotasi. Ke dua, atom atau sekolompok atom dalam molekul, dapat ada dalam vibrasi,
yaitu gerakan berkala terhadap satu sama lain pada kedudukan keseimbangannya,
memberikan energi vibrasi kepada molekul. Akhirnya suatu molekul
mempunyai energi elektronik, yang kita maksudkan energi potensial sehubungan dengan
distribusi muatan-muatan listrik negatif (elektron) mengelilingi inti,
bermuatan positif dari atom.
Edalam=
Eelekt + Evib + Erot
Radiasi adalah pancaran
energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak
stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin memang sudah alamiah atau
buatan manusia, oleh karena itu ada sumber radiasi alam dan sumber radiasi buatan.
Sumber radiasi itu sendiri dapat dibedakan menjadi sumber yang berupa zat
radioaktif dan sumber yang berupa mesin, seperti pesawat sinar-X, akselerator,
maupun reaktor nuklir. Ketika radiasi nuklir mengenai materi, ada tiga
kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu radiasi akan dibelokkan, diserap
(berinteraksi) atau diteruskan.
Secara umum, interaksi radiasi dapat dibedakan menjadi
tiga jenis interaksi, yaitu interaksi radiasi partikel bermuatan (yaitu alpha
dan beta), radiasi partikel yang tidak bermuatan (neutron) dan yang terakhir
adalah radaisi gelombang elektromagnetik/foton (yaitu radiasi gamma dan
sinar-x). Karena ketiga jenis radiasi ini memiliki karakteristik yang berbeda,
maka interaksi yang terjadi pun akan berbeda.
Radiasi
ini merupakan pancaran energi dalam bentuk partikel yangbermuatan listrik.
Beberapa jenisnya adalah radiasi alpha dan beta yangdipancarkan oleh zat
radioaktif (inti atom yang tidak stabil), serta radiasielektron dan proton yang
dihasilkan oleh mesin berkas elektron ataupun akselerator.
·
Alpha
Partikel alpha terdiri dari dua
buah proton dan dua buah neutron, identic dengan inti atom Helium, serta
mempunyai muatan listrik positif sebesar 2muatan elementer. Radiasi alpha
dipancarkan oleh zat radioaktif, atau dariinti ataom yang tidak stabil. Jumlah
proton dan jumlah neutron di dalaminti atom yang memancarkan radiasi alpha akan
berkurang dua.
Proteksi Radiasi.
Gambar 1:
proses peluruhan alpha
·
Beta
Terdapat dua jenis radiasi beta
yaitu beta positif dan beta negatif. Betanegatif identik dengan elektron, baik
massa maupun muatan listriknyasedangkan beta positif identik dengan positron
(elektron yang bermuatanpositif). Elektron mempunyai massa yang sangat ringan
bila dibandingkandengan partikel nukleonik lainnya, sedangkan muatannya sebesar
satu muatan elementer.
Gambar 2:
proses peluruhan beta
Radiasi beta dipancarkan oleh zat
radioaktif atau inti atom yang tidakstabil. Ketika memancarkan radiasi beta
negatif, di dalam inti atomnyaterjadi transformasi neutron menjadi proton,
sebaliknya pada saatmemancarkan beta positif terjadi transformasi proton
menjadi neutron.Proteksi Radiasi
·
Electron
Radiasi elektron mempunyai sifat
yang sama dengan radiasi beta negatif,yang membedakan adalah asalnya. Partikel
beta berasal dari inti atomsedangkan elektron berasal dari atom. Radiasi
elektron dapat berasal darizat radioaktif yang meluruh dengan cara “internal
conversion” atau darimesin berkas elektron (akselerator).
·
Proton
Radiasi proton merupakan pancaran
proton yang mempunyai massa 1sma (satuan massa atom) dan mempunyai muatan
positif sebesar satumuatan elementer. Radiasi proton ihasilkan dari akselerator
proton.
Interaksi
radiasi partikel bermuatan
Ada tiga kemungkinan interaksi radiasi yang dapat terjadi
ketika suatu partikel bermuatan mengenai materi, yaitu ionisasi, eksitasi dan
brehmstrahlung. Ketika menumbuk suatu materi, radiasi alpha yang memiliki massa
dan muatan yang relatif besar, cenderung melakukan proses ionisasi, sedangkan
radiasi partikel yang lebih kecil seperti beta, elektron, atau proton dapat
melakukan ketiganya.Selain ketiga reaksi tersebut diatas, ada interaksi lain
yang dapat terjadi, yaitu reaksi inti yang probabilitas kejadiannya jauh lebih
kecil dibandingkan interaksi lainnya. Contoh reaksi inti yang dapat terjadi
adalah proses aktivasi inti, yaitu proses pembuatan inti atom baru dengan
menggunakan alat pemercepat proton yang disebut akselerator.
v Proses ionisasi
Ketika partikel bermuatan melalui suatu materi, partikel
tersebut akan berinteraksi dengan atom-atom penyusun materi dan menyebabkan
beberapa elektron terlepas dari lintasannya karena adanya gaya tarik Coulomb.
Proses terlepasnya elektron dari suatu atom disebut sebagai proses ionisasi.
Setelah proses ionisasi, atom yang mula-mula netral menjadi bermuatan
(ion) positif.
Setelah
melakukan proses ionisasi energi radiasi yang datang akan mengalami pengurangan
(terdapat selisih energi). Ini dikarenakan adanya transfer energi dari radiasi
kepada elektron , sehingga elektron memiliki energi yang cukup besar untuk
melepaskan diri dari atom. Jika energi radiasi akhir masih cukup banyak, proses
ioniasasi dapat terjadi lagi, terus-menerus hingga energi radiasinya
habis.Elektron yang terlepas dari atom (disebut ion negatif) akan menjadi
elektron bebas yang tidak memiliki energi kinetik dan bebas bergerak
secara random (acak) di dalam medium.
v Proses eksitasi
Sepintas proses eksitasi mirip dengan proses ionisasi.
Akan tetapi, pada proses eksitasi elektron tidak sampai terlepas dari atom.Proses eksitasi adalah peristiwa “loncatnya” (tidak sampai lepas) electron
dari orbit yang dalam ke orbit yang lebih luar karena gaya tarik atau gayatolak
radiasi partikel bermuatan. Atom yang mengalami eksitasi ini disebutdalam
keadaan tereksitasi (excited state) dan akan kembali kekeadaandasar (ground
state) dengan memancarkan radiasi sinar-X. Elektron hanya berpindah ke lintasan
yang lebih luar (energi lintasannya lebih besar). Setelah terjadi proses
eksitasi, atom tersebut berubah menjadi atom yang tereksitasi.
Sebagaimana pada proses ionisasi, energi radiasi yang
datang akan berkurang setelah melakukan proses eksitasi. Ini terjadi karena
radiasi mentransfer sebagian (atau seluruh) energinya kepada elektron, sehingga
elektron memiliki energi yang cukup untuk berpindah lintasan. Proses eksitasi
juga dapat berlangsung berulang kali hingga energi radiasinya habis.Atom yang
berada dalam keadaan tereksitasi ini akan kembali ke keadaan dasarnya (ground
state) dengan melakukan transisi elektron. Salah satu elektron yang berada di
lintasan luar akan berpindah mengisi kekosongan di lintasan yang lebih dalam
sambil memancarkan radiasi sinar-x karakteristik. Energi sinar-x karakteristik
yang dipancarkan dalam peristiwa ini setara dengan selisih energi antara
lintasan sebelum dan sesudah transisi.
v Proses Brehmstrahlung
Proses ini lebih dominan terjadi pada interaksi radiasi
beta dan elektron karena massa dan muatan partikel beta relatif lebih kecil
sehingga kurang diserap oleh materi dan daya tembusnya lebih tinggi
dibandingkan partikel alpha.Proses Brehmsstrahlung adalah
peristiwa dibelokkannya atau bahkandipantulkannya radiasi partikel bermuatan
oleh inti atom dari bahan. Ketikaradiasi tersebut dibelokkan atau dipantulkan
maka akan timbul perubahanmomentum sehingga terjadi pemancaran energi berbentuk
gelombang elektromagnetik yang disebut sebagai Brehmsstrahlung.
Karena adanya gaya elektrostatik, radiasi beta atau
elektron yang bergerak melewati inti akan dibelokkan. Perubahan arah gerak ini
menyebabkan adanya perubahan momentum yang kemudian akan menghasilkan pancaran
energi gelombang elektromagnetik (foton). Foton yang muncul pada proses ini
disebut sebagai sinar-x brehmsstrahlung (bedakan dengan sinar-x karakteristik
yang dihasilkan oleh transisi elektron).
Berbeda dengan energi radiasi sinar-x karakteristik yang
hanya dipengaruhi oleh selisih tingkat energi lintasan, tingkat energi radiasi
sinar-x brehmsstrahlung ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu energi radiasi
yang mengenai atom, nomor atom (jumlah proton) inti dan sudut pembelokannya.
v Reaksi Inti
Dalam peristiwa ini, radiasi partikel bermuatan berhasil “masuk”
dan ditangkap oleh inti atom bahan, sehingga inti atom bahan akan
berubah,mungkin menjadi inti atom yang tidak stabil. Fenomena ini disebut
sebagaiproses aktivasi. Akan tetapi ada juga yang hanya sekedar bereaksi
tanpamenghasilkan inti yang tidak stabil seperti reaksi partikel alpha
bilamengenai bahan Berilium akan menghasilkan unsur Lithium dan radiasineutron.
α +
Be Li + n
Berbeda dengan tiga peristiwa di
atas, peristiwa reaksi inti ini tidak terjadipada semua jenis materi.
Radiasi ini merupakan pancaran energi dalam bentuk partikel
neutron yangtidak bermuatan listrik dan mempunyai massa 1 sma (satuan massa
atom).Radiasi ini lebih banyak dihasilkan bukan oleh inti atom yang tidak
stabil(radioisotop) melainkan oleh proses reaksi inti seperti contoh sumber diatas
ataupun reaksi fisi di reaktor nuklir. Neutron mempunyai massa yang hampir
sama dengan proton dan tidak bermuatan. Neutron ratusan kali lebih besar dari
elektron, tetapi ukurannya 1/4 kali ukuran alpha. Karena itulah mengapa neutron
sangat sulit dihentikan dan memiliki daya jangkau yang besar.Ada 5 reaksi yang
terjadi ketika sebuah neutron berinteraksi dengan inti. 2 reaksi yang pertama
dikenal sebagai hamburan neutron, dimana neutron tetap muncul diakhir proses.
Sedangkan interaksi yang terakhir dikenal dengan sebutan penyerapan neutron.
Pada interaksi ini, inti menyerap neutron dan menghasilkan sesuatu yang lain.
Berbeda.
v Tumbukan
Neutron merupakan partikel yang memiliki massa namun
tidak bermuatan listrik, sehingga interaksi neutron dengan materi lebih banyak
bersifat mekanik, yakni tumbukan antara neutron dengan atom (inti atom) materi,
baik secara elakstik maupun tak elastik. Setiap tumbukan dengan materi akan
menyerap energi neutron, sehingga setelah beberapa kali tumbukan energi neutron
akan habis dan proses tumbukan pun berhenti. Jika energi neutron sudah sangat
rendah, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi penangkapan neutron oleh inti
atom bahan penyerap.
v Tumbukan elastic
Tumbukan elastik adalah tumbukan di
mana total energi kinetik partikelpartikelsebelum dan sesudah tumbukan tidak
berubah.Pada tumbukan elastik, tidak ada energi yang ditransfer dari
neutron kepada inti target yang dapat menyebabkan suatu keadaan eksitasi. Pada
tumbukan elastik berlaku hukum kekekalan momentum dan energi kinetik (momentum
atau energi kinetik sistem sebelum dan sesudah interaksi adalah sama), meskipun
biasanya akan ada energi kinetik yang diberikan neutron kepada inti target.
Sebagian energi neutron yang diberikan kepada inti atom target menyebabkan inti
atom target terpental sedangkan neutronnya akan dibelokkan atau dihamburkan.
Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk neutron
mempunyai massa yang sama, atau setidaknya hampir sama dengan massa neutron
(misalnya atom hidrogen), sehingga fraksi energi neutron yang terserap oleh
atom tersebut cukup besar.
v Tumbukan tak elastik
Pada tumbukan tak elastik, neutron akan diserap oleh inti
atom target yang kemudian membentuk inti atom majemuk. Inti majemuk ini
kemudian akan memancarkan neutron dengan energi kinetik rendah dan
meninggalkan inti atom dalam keadaan eksitasi. Agar dapat kembali ke keadaan
groundstate, inti akan mengeluarkan kelebihan energi yang dimilikinya dalam
bentuk radiasi gamma. Jumlah energi kinetik neutron yang dihamburkan, inti atom
target dan gamma yang diemisikan akan sama dengan jumlah energi kinetik neutron
sebelum tumbukan.
Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom
yangditumbuknya tidak terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energy neutron
tidak banyak berkurang. Oleh karena itu, bahan yangmengandung atom-atom dengan
nomor atom besar tidak efektif sebagai penahan radiasi neutron.
v Penyerapan/penangkapan neutron
Pada penyerapan neutron oleh suatu inti atom tidak ada
neutron yang dihasilkan pada akhir proses, sebagai gantinya akan dihasilkan
partikel bermuatan atau gamma. Jika inti atom yang dihasilkan adalah
radioaktif, maka radiasi tambahan akan dihasilkan beberapa saat kemudian.
v Transmutasi
Bila energi neutron sudah sangat rendah (atau biasa
disebut sebagai neutron termal, En < 0,025 eV), maka ada kemungkinan neutron
tersebut akan ’ditangkap’ oleh inti atom bahan penyerap sehingga akan terbentuk
inti atom baru karena penambahan neutron. Inti atom yang terbentuk ini umumnya
tidak stabil (radioaktif) yang memancarkan radiasi (alpha, beta atau gamma).
Peristiwa ini disebut sebagai aktivasi neutron, yaitu suatu proses yang
dilakukan untuk mengubah bahan/materi yang tadinya bersifat stabil menajdi
bahan/materi yang radioaktif.
Isotop B10 dari unsur Boron merupakan inti
atom yang stabil. Ketika sebuah neutron termal mengenai isotop ini, maka akan
terjadi proses aktivasi yang akan mengubah B10 menjadi radioisotop
(B11)* yang tidak stabil. Inti ini kemudian dengan
cepat berubah menjadi Li7 yang stabil sambil memancarkan radiasi
alpha. Selain oleh neutron, proses reaksi inti seperti ini juga dapat
disebabkan oleh partikel bermuatan seperti proton, tetapi dengan energi yang
sangat tinggi. Proses aktivasi ini biasanya dimanfaatkan untuk memproduksi
radioisotop.
v Penangkapan Radiasi
Interaksi ini merupakan reaksi nuklir yang paling
umum terjadi. Pada interaksi ini, sebuah neutron akan diserap oleh inti atom
target yang kemudian membentuk inti atom majemuk dalam keadaan eksitasi. Inti majemuk
ini kemudian akan memancarkan radiasi gamma dan kembali ke keadaan dasarnya
(ground state). Pada reaksi ini inti atom yang dihasilkan merupakan isotop dari
inti atom target, dan ada kenaikan nomor massa sebesar satu.
v Fisi
Salah satu interaksi neutron yang paling penting adalah
reaksi fisi yang berlangsung di dalam reaktor. Pada reaksi ini, inti atom yang
menyerap neutron akan menjadi sangat tidak stabil sehingga membelah menjadi dua
inti baru sambil melepaskan sejumlah besar energi. Contoh reaksi ini adalah
reaksi pembelahan inti atom uranium-235 yang berlangsung di dalam PLTN.
Interaksi
radiasi gelombang elektromagnetik
Gamma dan sinar-x termasuk ke dalam kelompok radiasi
elektromagnetik. Tidak seperti gelombang radio dan cahaya tampak, gamma dan
sinar-x memiliki panjang gelombang yang lebih pendek (atau frekuensi yang lebih
tinggi) sehingga memiliki energi yang jauh lebih tinggi.Radiasi gamma dipancarkan oleh inti atom yang dalam
keadaantereksitasi (bedakan dengan atom yang tereksitasi). Setelahmemancarkan
radiasi gamma, inti atom tidak mengalami perubahan baikjumlah proton maupun
jumlah neutron.
Gambar :
proses peluruhan gamma
Sedangkan sinar X, dikenal dua
jenis sinar-X yaitu yang dihasilkan oleh atom dalam keadaan tereksitasi
(sinar-X karakteristik) dan yang dihasilkan olehproses interaksi radiasi
partikel bermuatan (brehmsstrahlung).
produksi sinar-X karakteristik
Perbedaan kedua jenis sinar-X di
atas, selain asal terjadinya, adalahbentuk spektrum energinya. Sinar-X
karakteristik bersifat “discreet” padaenergi tertentu sesuai dengan jenis
unsurnya, sedangkanbrehmsstrahlung bersifat kontinyu.
Sementara radiasi
alpha dan beta memiliki daya jangkau maksimum yang terbatas, foton berinteraksi
secara probabilistik sehingga daya jangkau maksimum sebuah foton bisa sangat
bervariasi (tidak pasti). Meskipun demikian, fraksi total foton yang diserap
oleh bahan berkurang secara eksponensial dengan ketebalan bahan. Ada tiga
mekanisme bagaimana gamma dan sinar-x berinteraksi dengan materi, yaitu efek
fotolistrik, hambran Compton dan produksi pasangan. Radiasi gamma memiliki
bahaya eksternal karena radiasi ini memberikan energinya jauh lebih banyak dan
lebih jauh bila dibandingkan dengan radiasi alpha dan beta.
Efek
fotolistrik
Efek foto listrik adalah
peristiwa diserapnya energi foton seluruhnya oleh elektron yang terikat kuat
oleh suatu atom sehingga elektron tersebut terlepas dari ikatan atom. Elektron
yang terlepas dinamakan fotoelektron. Pada
proses efek fotolistik, radiasi gelombang elektromagnetik (foton) yang datang
mengenai atom, seolah-olah ’menumbuk” salah satu elektron orbital dan
memberikan seluruh energinya. Jika energi foton yang diberikan lebih besar dari
energi ikat elektron, maka elektron tersebut dapat terlepas dari atom dan menghasilkan
ion. Elektron yang terlepas (atau biasa disebut fotoelektron) dapat menyebabkan
peristiwa ionisasi sekunder pada atom sekitarnya dengan cara yang mirip dengan
yang dilakukan beta. Efek fotolistrik sangat mungkin terjadi jika foton
memiliki energi yang rendah (antara 0,01 MeV hingga 0,5 MeV) dan materi memiliki massa besar (nomor atom besar).
Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah hitam (Z = 82)
daripada tembaga (Z = 29).Energi foton yang datang
sebagian besar berpindah ke elektron fotolistrik dalam bentuk energi kinetik
elektron dan sebagian lagi digunakan untuk melawan energi ikat elektron (W0).
Hamburan
Compton
Peristiwa hamburan Compton sebenarnya tidak berbeda jauh
dengan efek fotolistrik. Akan tetapi, pada hamburan Compton tidak semua energi
foton diberikan kepada elektron, melainkan hanya sebagian saja, sisa energi
foton masih berupa gelombang elektromagnetik (foton) yang dihamburkan.
Foton yang dihamburkan ini akan terus berinteraksi dengan elektron lain sampai
energinya habis dan elektron yang dihasilkan (fotoelektron) akan menyebabkan
proses ionisasi sekunder.
Hamburan Compton terjadi apabila
foton dengan energi hf berinteraksi dengan elektron bebas atau elektron yang
tidak terikat dengan kuat oleh inti, yaitu elektron terluar dari atom. Elektron
itu dilepaskan dari ikatan inti dan bergerak dengan energi kinetik tertentu
disertai foton lain dengan energi lebih rendah dibandingkan foton datang. Foton
lain ini dinamakan foton hamburan. Kemungkinan terjadinya hamburan Compton
berkurang bila energi foton yang datang bertambah dan bila Z bertambah. Dalam
hamburan Compton ini, energi foton yang datang yang diserap atom diubah menjadi
energi kinetik elektron dan foton hamburan.
Pada hamburan Compton, foton dengan energi hλI berinteraksi
dengan elektron terluar dari atom, selanjutnya foton dengan energi hλodihamburkan
dan sebuah fotoelektron lepas dari ikatannya. Energi kinetik elektron (Ee)
sebesar selisih energi foton masuk dan foton keluar.
Ee = hλi– hλo
Hamburan Compton sangat dominan terjadi bila foton
mempunyai energi sedang (Hamburan foton penting untuk radiasi elektromagnetik dengan energi
200 keV hingga 5 MeV dalam sebagian besar unsur-unsur ringan. ) dan lebih banyak terjadi pada material dengan nomor massa
(Z) yang rendah.
Produksi
pasangan
Ketika berada di daerah medan inti sebuah atom, foton
dapat mengalami konversi (lenyap) menjadi postron yang bermuatan positif dan
elektorn yang bermuatan negatif. Dengan menggunakan persamaan konversi energi menjadi
massa (E=mc2), elektron dan positron yang dihasilkan akan memiliki
energi yang setara dengan 0,511 MeV. Oleh karena itu hanya foton berenergi
besar saja (>1,02 MeV) yang dapat menghasilkan pasangan elektron-psoitron.
Setiap kelebihan energi diatas 1,02 MeV akan diberikan pada partikel dalam
bentuk energi kinetik. (Energi kinetik total dari dua partikel tersebut sama
dengan energi foton yang datang dikurangi 1,02 MeV).Elektron yang dihasilkan
akan berinteraksi dengan atom sekitar dan menyebabkan terjadinya ionisasi,
sedangkan positron akan menemukan sebuah elektron bebas dan kedua partikel ini
akan saling menghilangkan (interaksi positron), dan menghasilkan energi.
Peristiwa ini menunjukkan
kesetaraan antara massa dengan energy sebagaimana diperkenalkan pertama kali
oleh Einstein. Bila sebuah fotonyang mengenai materi berhasil “masuk” sampai ke
daerah medan inti(nuclear field) dan mempunyai energi lebih besar dari 1,022
MeV makafoton tersebut akan diserap habis dan akan dipancarkan pasanganelektron
– positron.Positron adalah anti partikel dari elektron, yangmempunyai
karakteristik sama dengan elektron tetapi bermuatan positif.
Produksi pasangan terjadi karena
interaksi antara foton dengan medan listrik dalam inti atom berat. Jika
interaksi itu terjadi, maka foton akan lenyap dan sebagai gantinya akan timbul
sepasang elektron-positron. Karena massa diam elektron ekivalen dengan energi
0,51 MeV, maka produksi pasangan hanya dapat terjadi pada energi foton ≥ 1,02
MeV (2mec2).
Kedua partikel ini akan kehilangan energinya melalui proses ionisasi atom
bahan. Positron yang terbentuk juga bisa bergabung dengan elektron melalui
suatu proses yang dinamakn annihiliasi.
Interaksi tidak
langsung
Dari tiga interaksi gelombang elektromagnetik (foton)
yang telah disebutkan di atas, terlihat bahwa semua interaksi akan menghasilkan
partikel bermuatan (elektron atau positron) yang berenergi tinggi. Elektron
atau positron yang berenergi tersebut dalam pergerakannya akan mengionisasi
atom-atom bahan yang dilaluinya sehingga dengan kata lain, gelombang
elektromagnetik juga dapat mengionisasi bahan tetapi secara tidak langsung.
No comments:
Post a Comment