KROMATOGRAFI KERTAS
A. Tujuan
Tujuan percobaan ini yatu menentukan
nilai Rf cuplikan tertentu dengan kromatografi kertas.
B. Landasan Teori
Kromatografi adalah teknik pemisahan
fisik suatu campuran zat-zat kimia yang berdasarkan pada perbedaan migrasi dari
masing-masing komponen campuran yang terpisah pada fase diam dibawah pengaru
pergerakan fase yang bergerak. Beberapa sifat fisika umum dari molekul yang
dipakai sebagai asa teknik pemisahan kromatografi adalah :
- Kecenrungan molekul untuk teradsorpsi oleh partikel-partikel padatan yang halus.
2.
Kecenderungan mlekul untuk melarut pada fase cair.
3.
Kecenderungan molekul untuk teratsir.
Kromatografi
merupakan suatu teknik pemisahan dengan proses berlipat ganda, artinya selama
proses berlangsung terjadi berulang kali kontak adsorbsi; atau partisi dari
komponen-komponen yang dipisahkan (Mulja, 1994).
Secara fisik kromatografi kertas
memilki teknik-teknik yang sama dengan kromatografi lapisan tipis, tetapi
sebenarnya merupakan tipe khusus kromatografi cair-cair yang fase diamnya hanya
berupa air yang diadsorpsikan pada kertas. Teknik sangat sederhana dengan
menggunakan lembaran selulosa yang mengandung kelembaban tertentu. Totolan
kecil cuplikan pada sekitar 3 cm dari satu pinggiran kertas. Lembaran yang
telah diberi totolan dimaukan kedalam bejana pengembang. Pada kromatografi
kertas ini harus dicegah hilangnya kelembaban air dan dijaga agar atmosfer
dalam bejana selalu jenuh dengan fasa gerak (Willliams, 1978: 301).
Kromatografi adalah metode fisika
untuk pemisahan dalam komponen-komponen yang akan diditribusikan antara dua
fase, salah satunya merupakan lapisan stasioner dengan permukaan yang luas
dengan fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang mengalir lambat (perkolasi)
menembus atau sepanjang lapisan stasioner. Dalam semua teknik kromatografi, zat
terlarut yang dipisahkan beremigrasi sepanjang satu kolom dan tentu saja dasar
pemisahan terletak berbeda-beda laju migrasi untuk zat terlarut yang berlainan
(Underwood, 1994).
Gordon, Martin dan Synge telah
melakukan kromatografi partisi dengan menggunakan kertas sebagai absorbennya.
Oleh karena itu, cara kromatografi ini disebut kromatografi kertas. Suatu
campuran zat-zat yang akan dipisahkan berupa tetesan kecil yang diteteskan
beberapa cm dari tepi secarik kertas saring. Kemudian tepi (ujung) kertas
saring yang berdekatan dengan tetesan campuran zat terlarut dicelupkan dalam
suatu sistem pelarut sedemikian hingga tetesan itu sendiri tidak tercelup.
Sesudah mendevelop cukup lama hingga pelarut berkesempatan bergerak
sepanjang jarak tertentu pada kertas saring, maka kromatografi tersebut
dikeringkan lalu disemprot dengan larutan pereaksi. Pereaksi tersebut akan
mengadakan reaksi warna antara berbagai zat terlarut yang sudah terpisah satu
sama lain. Tempat terdapatnya berbagai zat yang sudah terpisah ini ditandai
dengan noda warna tertentu (Armid, 2009).
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang
digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi
sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa
diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi
adalah Tswett yang pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun
dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). Istilah
kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang
berwarna yang bergerak ke bawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T.
Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum,
namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan
tentang proses kromatografi (Effendy, 2004).
Kromatografi ditemui oleh Michael
Tswett, seorang ahli botani di Universitas
Warsaw
(Poland), pada
tahun 1906.
Kromatografi berasal dari bahasa Yunani "warna"
dan "tulis" Kromatografi terbentuk
apabila terdapat satu fasa diam dan satu fasa bergerak. Fasa diam biasanya
ialah padatan atau cairan manakala fasa
bergerak biasanya ialah gas.
Setiap molekul yang berbeda akan
terserap dengan kekuatan yang berbeda.
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran zat-zat yang
komponen-komponen yang akan dipisahkan, didistribusikan antara dua fase yaitu fase
stasioner (fase diam) dan fase mobil (fase bergerak). Fase stasioner cenderung
menahan komponen dalam campuran sedangkan fase bergerak cenderung
menghanyutkannya. Pada kromatografi kertas, kertas saring berperan sebagai fase
stasioner sedangkan pelarut berperan sebagai fase bergerak
(www.id.wikipedia.org).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
A
Silinder kaca
A
Kertas saring whatman
A
Pipa kapiler
A
Gelas kimia 50 mL
A
Pensil
A
Mistar
A
Gunting
2. Bahan
A
Cuplikan yang mengandung ion Hg2+
A
Larutan standar (4 mg/mL) dalam bentuk klorida
: Hg2+.
A Pelarut yang terdiri campura air 15 %, etilasetoasetat
10%, n-butanol 75 %, dan asam asetat glasial secukupnya sampai pH 3,5-5.
UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment