PENAPISAN FITOKIMIA
A. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk menentukan penapisan fitokimia
terhadap tumbuhan tinggi dengan teknik ekstraksi, uji positif menggunakan
reagen.
2. Untuk menyebutkan dan menjelaskan
jenis-jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan tinggi.
B.
Landasan Teori
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala
jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk
sayuran dan buah-buahan. Dalam
penggunaan umum, fitokimia
memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk
pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau
memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit (Herbert, 1995)
Alkaloid terjadi secara karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal
karena aktivitas fisiologinya. Alkaloid mengandung karbon, nitrogen dan
hidrogen, pada umumnya mengandung oksigen. Dalam banyak hal alkaloid mirip
alkali. Dalam alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun
dari tumbu-tumbuhan (Anwar, 1994).
Menurut perkiraaan, kira-kira 2% dari
seluruh karbon yang difotosintesis oleh tetumbuhan (atau kira-kira 1 X 109
ton/tahun) diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan erat
dengannya. Sebagian besar tanin berasal dari flavonoid. Jadi, flavonoid
merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar di alam. Sebenarnya,
semua flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau, sehingga pastilah dapat
ditemukan dalam setiap telaah ekstrak tumbuhan (Markham, 1988).
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti
kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang
berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Warna alami pigmen kuinon
amat beragam, mulai dari kuning pucat sampai hampir hitam, dan struktur yang
telah dikenal jumlahnya lebih dari 450. Walaupun mereka tersebar luas dan
strukturnya sangat beragam sumbangannya terhadap warna tumbuhan tinggi nisbi
kecil (Harbone, 1973).
Tumbuhan telah diketahui merupakan tempat untuk
mensintesis berbagai senyawa kimia secara alami. Senyawa-senyawa kimia yang
dihasilkan oleh tumbuhan mempunyai keanekaragaman jenis yang sangat tinggi, dan
ada yang telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan antara lain sebagai
sumber pangan dan bahan obat. Jenis-jenis senyawa kimia yang terdapat pada
tumbuhan dapat dideteksi dengan beberapa metoda di antaranya adalah dengan
penapisan fitokimia. Penapisan fitokimia pada tiga jenis Aglaia telah dilakukan.
Aglaia merupakan suatu marga tumbuhan dari suku Meliaceae yang telah
diketahui menghasilkan senyawa kimia yang bersifat bioaktif (Praptiwi, et al.,2006).
Simarubaceae merupakan
suatu familia tumbuhan yang beberapa jenis diantaranya telah dimanfaatkan
sebagai bahan obat untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh protozoa
seperti malaria di Asia dan Afrika. Beberapa jenis yang telah diketahui
manfaatnya dan digunakan oleh masyarakat antara lain buah makasar, pasak bumi
dan ki pahit. Irvingia malayana juga merupakan salah satu tumbuhan dari
famili Simarubaceae. Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan menunjukkan
ekstrak I. malayana mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, quinon,
saponin, steroid/triterpen. Senyawa kimia tersebut kemungkinan dapat mempunyai sifat
bioaktif. Flavonoid dapat menghambat reaksi oksidasi, dan penampung yang baik
radikal hidroksi dan superoksida sehingga dapat melindungi lipid membran
terhadap reaksi yang merusak (Chairul, et
al.,2008).
Sebanyak 0,5 Kg serbuk kering daun andong diekstraksi dengan teknik
maserasi, berkali-kali menggunakan pelarut metanol. Proses ekstraksi dengan
pelarut ini dilakukan
untuk memisahkan semua komponen baik polar maupun non polar dari cuplikan. Berat
ekstrak kental pada metanol adalah 85 g. Penapisan fitokimia terhadap ekstrak
metanol kental menunjukkan bahwa daun andong mengandung saponin dan steroid,
serta berpotensi mengandung senyawa sitotoksik. Uji sitotoksik menunjukkan
ekstrak tersebut mempunyai nilai LC50 kurang dari 1000 ppm yaitu 61,09 ppm,
sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak metanol daun andong mempunyai potensi
sebagai antitumor (Bogoriani, et al.,
2007).
Isolasi dan identifikasi senyawa yang berpotensi
sebagai antitumor pada buah pare telah dilakukan. Ekstraksi dilakukan dengan
metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana, kloroform, dan etanol.
Ketiga ekstrak yang diperoleh diuji aktivitasnya dengan larva udang Artemia
salina L.. Ekstrak yang paling toksik adalah ekstrak etanol dengan LC50 223
ppm (Rita, et al., 2008).
C.
Alat dan Bahan
1. Alat
Alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah :
- Tabung reaksi
- Gelas kimia
- Pipet tetes
- Pemanas
- Gegep
- Corong
- Botol semprot
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini
adalah :
-
Sampel
kulit batang gamal
-
Metanol
-
Akuades
-
FeCl3
-
Mg
-
Amil alkohol
-
NaOH 1 M
-
HCl
- GelatinUNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment