ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT
A.
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini
adalah diharapkan dapat menjelaskan proses dan teknik pemisahan kurkumin dari
kunyit secara kromatografi serta sifat-sifat kurkumin.
B.
Landasan Teori
Berdasarkan
penelitan (Chearwae, et al., 2004),
analisa KLT ekstrak kasar kurkuminoid dengan menggunakan fase gerak kloroform :
etanol : asam asetat dengan perbandingan 94 : 5 : 1 (v/v/v) juga menghasilkan 3
spot utama berwarna oranye. Spot yang terakhir kali terelusi (paling non polar)
yaitu spot A diidentifikasi sebagai kurkumin, kemudian demetoksikurkumin (B)
dan bisdemetoksikurkumin (C). Jika dianalisa berdasarkan kepekatan warna dan
luas spot pada plat KLT, kurkumin merupakan pigmen yang paling dominan yang terdapat
pada kunyit. Fase gerak yang digunakan sudah cukup baik dalam memisahkan ketiga
pigmen kurkuminoid dalam ekstrak kasar sehingga dapat diterapkan dalam isolasi
dengan kromatografi kolom (Trully dan Kris, 2005)
Kurkumin (1,7-bis (4’-
hidroksi- 3’-metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,5-dion, merupakan senyawa hasil
isolasi dari tanaman Curcuma sp dan
telah berhasil dikembangkan sintesisnya oleh Pabon (1964). Kurkumin telah diketahui memiliki aktivitas biologis dengan
spektrum yang luas. Aktivitas antioksidan ditentukan oleh gugus hidroksi
aromatik terminal, gugus β diketon dan ikatan rangkap telah dibuktikan berperan
pada aktivitas antikanker dan antimutagenik kurkumin (Majeed et al., 1995). Kurkumin memiliki
aktivitas penghambat siklooksigenase (COX) sebesar 79% (van der Goot, 1997),
dan diduga bersifat COX-2 selektif, berdasarkan sifat tidak toksik pada
gastrointestinal meskipun pada dosis tinggi (Kawamori, et al., 1999). Aktivitas penghambat COX-2 memungkinkan pengembangan
kurkumin sebagai zat antikanker yang bersifat antiproliferaif dan memacu
apoptosis (Meiyanto, 1999)(Supardjan
dan M. Da’i, 2005).
Salah satu cara pengambilan kurkumin dari
rimpangnya adalah dengan cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode
pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat
didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan
penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat padat
atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam
pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses
tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya
dengan cara distilasi/penguapan (Wahyuni, et al.,
2004).
Kurkumin atau 1,7-bis-(4 hidroksi-3-metoksi fenil)
hepta-1,6-diena-3,5-dion memiliki berat molekul 368,126. Kurkumin dikenal
sebagai bahan alam berupa zat warna kuning yang diisolasi dari Curcuma
longa, L. Pertama kali kurkumin ditemukan pada tahun 1815 oleh Vogel dan
Pelletier (van der Goot, 1997). Kristalisasi kurkumin pertama kali dilakukan
oleh Daube (1870) dan elusidasi struktur kimia dilakukan pada tahun 1910 oleh
Lampe. Sintesis kurkumin dilakukan pada tahun 1913 oleh Lampe dan Milobedzka
(Aggarawal
et al., 2003).
B.
Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang
digunakan pada percobaan ini adalah :
- Satu set alat refluks
- Kolom kromatografi
- Pipet ukur
- Erlenmeyer
- Gelas kimia
- Filler
- Pipet volume
- Timbangan analitik
- Corong
- Batang pengaduk
- Filler
- Statif dan klem
- Plat KLT
- Chember
- Cutter
- Oven
- Alumunium foil
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah :
- Rimpang kunyit (Curcuma sp)
- Silika gel
- Diklorometan
- Methanol
- Kloroform
- Kertas saring
- Kapas
UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment