Thursday, 4 April 2013

LAPORAN KIMIA ORGANIK II: ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT



ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT


A.    Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah diharapkan dapat menjelaskan proses dan teknik pemisahan kurkumin dari kunyit secara kromatografi serta sifat-sifat kurkumin.

B.    Landasan Teori
Berdasarkan penelitan (Chearwae, et al., 2004), analisa KLT ekstrak kasar kurkuminoid dengan menggunakan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat dengan perbandingan 94 : 5 : 1 (v/v/v) juga menghasilkan 3 spot utama berwarna oranye. Spot yang terakhir kali terelusi (paling non polar) yaitu spot A diidentifikasi sebagai kurkumin, kemudian demetoksikurkumin (B) dan bisdemetoksikurkumin (C). Jika dianalisa berdasarkan kepekatan warna dan luas spot pada plat KLT, kurkumin merupakan pigmen yang paling dominan yang terdapat pada kunyit. Fase gerak yang digunakan sudah cukup baik dalam memisahkan ketiga pigmen kurkuminoid dalam ekstrak kasar sehingga dapat diterapkan dalam isolasi dengan kromatografi kolom (Trully dan Kris, 2005)
Kurkumin (1,7-bis (4’- hidroksi- 3’-metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,5-dion, merupakan senyawa hasil isolasi dari tanaman Curcuma sp dan telah berhasil dikembangkan sintesisnya oleh Pabon (1964). Kurkumin telah diketahui memiliki aktivitas biologis dengan spektrum yang luas. Aktivitas antioksidan ditentukan oleh gugus hidroksi aromatik terminal, gugus β diketon dan ikatan rangkap telah dibuktikan berperan pada aktivitas antikanker dan antimutagenik kurkumin (Majeed et al., 1995). Kurkumin memiliki aktivitas penghambat siklooksigenase (COX) sebesar 79% (van der Goot, 1997), dan diduga bersifat COX-2 selektif, berdasarkan sifat tidak toksik pada gastrointestinal meskipun pada dosis tinggi (Kawamori, et al., 1999). Aktivitas penghambat COX-2 memungkinkan pengembangan kurkumin sebagai zat antikanker yang bersifat antiproliferaif dan memacu apoptosis (Meiyanto, 1999)(Supardjan dan M. Da’i, 2005).
Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan (Wahyuni, et al., 2004). 
Kurkumin atau 1,7-bis-(4 hidroksi-3-metoksi fenil) hepta-1,6-diena-3,5-dion memiliki berat molekul 368,126. Kurkumin dikenal sebagai bahan alam berupa zat warna kuning yang diisolasi dari Curcuma longa, L. Pertama kali kurkumin ditemukan pada tahun 1815 oleh Vogel dan Pelletier (van der Goot, 1997). Kristalisasi kurkumin pertama kali dilakukan oleh Daube (1870) dan elusidasi struktur kimia dilakukan pada tahun 1910 oleh Lampe. Sintesis kurkumin dilakukan pada tahun 1913 oleh Lampe dan Milobedzka (Aggarawal et al., 2003).

B.    Alat dan Bahan
1.     Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

  •  Satu set alat refluks
  •  Kolom kromatografi
  •  Pipet ukur
  •  Erlenmeyer
  •  Gelas kimia
  •  Filler
  •  Pipet volume
  •  Timbangan analitik
  •  Corong
  •  Batang pengaduk
  •  Filler
  •  Statif dan klem
  •  Plat KLT
  •  Chember
  •  Cutter
  •  Oven
  •  Alumunium foil
 2.     Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
  •  Rimpang kunyit (Curcuma sp)
  •  Silika gel
  •  Diklorometan
  •  Methanol
  •  Kloroform
  •  Kertas saring 
  • Kapas


 UNTUK MENDOWNLOAD FULL LAPORAN INI (file doc.) KLIK DISINI  

No comments: