A. Zat Pemantap
Zat pemantap adalah salah satu jenis zat
aditif yang di tambahkan sehingga mengikat ion logam sehingga memantapkan
warna, aroma dan serat makanan Zat
pemantap yang umumnya dibuat dari garam seperti
1.
CaCl2
2.
Ca-sitrat
3.
CaS04
4.
Ca-laktat
5.
Ca-monofosfat
Pada proses pengolahan, pemanasan, atau
pembekuan dapat melunakkan sayuran sehingga menjadi lunak yang sebelumnya
’tegar’. Hal ini karena komponen penyusun dinding sayuran tersebut yang disebut
pektin. Agar tetap menjadi ’tegar’, maka ditambahkan zat pemantap yang umumnya
dibuat dari garam seperti CaCl2,
Ca-sitrat, CaS04, Ca-laktat, dan Ca-monofosfat , namun sayangnya rasanya pahit
dan sulit larut.
Beberapa jenis pemantap lainnya yaitu NaAl(SO4).12 H2O,
KAlSO4 dan Al2( SO4).18 H2O.
Pemantap ini biasa digunakan dalam pembuatan pikel ketimun dengan melarutkan
garam tersebut dalam larutan garam sebelum fermentasi agar tekstur yang
dipoeroleh tetap renyah dan keras. Ion trivalen Al3+ ini akan berikatan dengan
senyawa-senyawa pektin menghasilkan jaringan yang keras.
B.
Zat Pemanis Buatan
Pada dasarnya pemanis buatan merupakan
senyawa yang secara substansial memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu
berkisar antara 30 sampai dengan ribuan kali lebih manis dibandingkan sukrosa.
Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, penggunaan pemanis buatan dalam produk
pangan hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil sehingga dapat dikatakan rendah
kalori atau tidak mengandung kalori. Selain itu penggunaan pemanis buatan untuk
memproduksi makanan jauh lebih murah dibanding penggunaan sukrosa. Seperti yang
telah diketahui, sukrosa sebagai bahan pemanis alamiah memiliki kandungan
kalori yang cukup tinggi, yaitu sebesar 251 kal dalam 100 gram bahan.
1.
Tipe pemanis buatan
Pemanis
nutritif adalah pemanis yang dapat dicernah oleh tubuh sehingga menghasilkan
energi atau kalori bagi tubuh. Contohnya
adalah sugar alcohol yang diproduksi secara komersial dari
dekstrosa. Contohnya sorbitol, maltitol dan manitol.. sugar alcohol ini
menghasilkan energi bagi tubuh serta dapat mempengaruhi kadar gula darah.
Pemanis
nonnutritif adalah pemanis yang tidak menghasilkan energi atau kalori bagi
tubuh serta tidak mempengaruhi kadar gula dalam darah.
2. Jenis - Jenis pemanis Buatan
1). Aspartam
Aspartam atau Aspartil fenilalanin metil ester (APM)
dengan rumus kimia C14H18N2O5 atau
3-amino-N(α-carbomethoxy-phenethyl) succinamic acid,
N-L-α-aspartyl-Lphenylalanine- 1-methyl ester merupakan senyawa yang tidak
berbau, berbentuk tepung kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, dan
berasa manis.
Kombinasi penggunaan aspartam dengan
pemanis buatan lain dianjurkan terutama untuk produk-produk panggang dalam mempertegas
cita-rasa buah. Kajian digestive dari Monsanto memperlihatkan bahwa aspartam
dimetabolisme dan terurai secara cepat menjadi asam amino, asam aspartat,
fenilalanin, dan metanol, sehingga dapat meningkatkan kadar fenilalanin dalam darah.
Oleh karena
itu, pada label perlu
dicantumkan
peringatan khusus bagi
penderita
fenilketonuria. Ditambahkan oleh Robert dalam Usmiati dan Yuliani (2004) aspartam dapat
menimbulkan gangguan tidur dan migrain bagi yang sensitif.
Penggunaan
aspartam sesuai dengan petunjuk FDA dinilai aman bagi wanita hamil. CAC
mengatur maksimum penggunaan aspartam pada berbagai produk pangan berkisar
antara 500 sampai dengan 5500 mg/kg produk. Sementara CFR mengatur penggunaan
aspartam tidak lebih dari 0,5% dari berat bahan siap dipanggang atau dari formulasi
akhir khususnya untuk produk pangan yang dipanggang.
2). Alitam
Alitam atau L-α-Aspartil-N-[2,2,4,4-tetrametil-3-
trietanil]-D-alanin amida, hidrat, merupakan senyawa yang
disintesis dari asam amino L-asam aspartat, D-alanin, dan senyawa amida yang
disintesis dari 2,2,4,4-tetrametiltienanilamin. Tingkat kemanisannya 200 x sukrosa.
Dalam
tubuh manusia 7-22% alitame tidak diabsorbsi usus tapi langsung dibuang melalui
sistem ekskresi. Sisanya (78-93%) terhidrolisis menjadi asam aspartat dan
alanin-amida. Asam aspartat dicerna sebagai asam amino sedangkan alanin-amida
diekskresikan melalui urine. Alitame masih memiliki kalori sebesar 1,4
kcal/gram.
Alitam dapat dicerna oleh enzim
dalam saluran pencernaan dan diserap oleh usus berkisar antara 78-93 % dan
dihidrolisis menjadi asam aspartat dan alanin amida. Sedangkan sisa
alitam yang
dikonsumsi
yaitu sebanyak 7-22%
dikeluarkan
melalui feses. Asam aspartat hasil hidrolisis selanjutnya dimetabolisme oleh tubuh dan
alanin amida dikeluarkan melalui urin sebagai isomer sulfoksida, sulfon, atau
terkonjugasi dengan asamglukoronat. Oleh karena itu, Calorie Control Council (CCC)
menyebutkan alitam aman
dikonsumsi
manusia. Beberapa Negara seperti
Australia, New Zealand, Meksiko, dan RRC telah mengijinkan penggunaan alitam
sebagai pemanis untuk berbagai produk pangan. Meskipun telah dinyatakan aman
oleh CAC, Alitam belum diijinkan penggunaannya di Eropa.
3). Acesulfame-K
Acesulfame – K (C4H4KNO4S
) atau garam kalium dari 6- methyl-1,2,3-oxathiazin-4(3H)-one-2,2-dioxide atau
garam Kalium dari 3,4-dihydro- 6-methyl-1,2,3-oxathiazin-4-one-2,2 di- oxide
merupakan senyawa yang tidak berbau, berbentuk tepung kristal berwarna
putih, mudah larut dalam air dan berasa
manis dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 200 kali tingkat kemanisan
sukrosa tetapi tidak berkalori. Kombinasi penggunaan acesulfame-K dengan asam
aspartat dan natrium siklamat bersifat sinergis dalam mempertegas rasa manis
gula.
Beberapa kajian memperlihatkan bahwa
acesulfame-Ktidak dapat dicerna, bersifat non glikemik dan non kariogenik,
sehingga JECFA menyatakan aman untuk dikonsumsi manusia sebagai pemanis buatan
dengan ADI sebanyak 15 mg/kg berat badan. CAC mengatur maksimum penggunaan
acesulfame-K pada berbagai produk pangan berkisar antara 200 sampai dengan 1000
mg/kg produk. Sementara US Code of Federal Regulation (CFR) mengatur maksimum penggunaan acesulfam-K pada berbagai produk pangan dalam Good Manufacturing Practices (GMP).
Sedangkan Food
Standards Australia New Zealand (FSANZ) mengatur maksimum penggunaan acesulfame-K pada berbagai produk
pangan berkisar antara 200 sampai dengan
3000 mg/kg produk. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa acesulfame-K berbahaya bagi penderita phenylketonuria karena dapat menyebabkan resiko penurunan fungsi otak
4). Neotam
Neotam ( C20H30N2O5)
atau L-phenylalanine,
N-[N-(3,3-dimethylbutyl)-L-α-aspartyl]-L-phenylalanine 1-methyl ester merupakan
senyawa yang bersih, berbentuk tepung kristal berwarna putih, penegas cita-rasa
yang unik dan memiliki tingkat kelarutan dalam air sama dengan aspartam. Neotam
termasuk pemanis non-nutritif yaitu tidak memiliki nilai kalori. Penggunaan
neotam dalam produk pangan dapat dilakukan secara tunggal maupun kombinasi
dengan pemanis lain seperti aspartam, garam acesulfame, siklamat, sukralosa,
dan sa
Kajian digestive memperlihatkan
bahwa neotam terurai secara cepat dan dibuang sempurna tanpa akumulasi oleh
tubuh melalui metabolisme normal. Hasil kajian komprehensif penggunaan neotam
pada binatang dan manusia termasuk anak-anak, wanita hamil, penderita diabetes
memperlihatkan bahwa neotam aman dikonsumsi manusia. Kajian JECFA pada bulan
Juni tahun 2003 di Roma, Italia menyatakan bahwa ADI untuk neotam adalah
sebanyak 0 sampai dengan 2 mg/kg berat badan. FDA dan FSANZ telah menyetujui
penggunaan neotam sebagai pemanis dan pencita rasa. Meskipun telah dinyatakan aman
oleh CAC, Neotam tidak diijinkan penggunaannya di Eropa.
5). Sakarin
Sakarin sebagai pemanis buatan
biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium, kalium, dan natrium sakarin dengan
rumus kimia C14H8CaN2O6S2.3H2O,
C7H4KNO3S.2H2O , dan C7H4NaNO3S.2H2O).
Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau
aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis.
Kombinasi penggunaannya dengan
pemanis buatan rendah kalori lainnya bersifat sinergis.
Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat dikeluarkan
melalui urin tanpa perubahan. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa sakarin tidak bereaksi dengan DNA, tidak bersifat karsinogenik,
tidak menyebabkan karies gigi, dan cocok bagi penderita diabetes. Sakarin dapat
menimbulkan reaksi dermatologis bagi anak-anak yang alergi terhadap sulfa,
berpotensi memacu pertumbuhan tumor dan bersifat karsinogenik. Pada tahun 1977,
penggunaan sakarin pernah dilarang oleh FDA dikarenakan adanya hasil penelitian
pada hewan yang menunjukkan bahwa sakarin dapat memacu pertumbuhan tumor. Namun, hasil
penelitian tersebut mendapat bantahan karena pada kenyataannya dosis sakarin yang
diberikan pada hewan percobaan melebihi dosis yang dapat dikonsumsi manusia,
yaitu setara dengan 850 kaleng minuman soda diet (UPMC, 2003). Sejak bulan
Desember 2000, FDA telah menghilangkan kewajiban pelabelan pada produk pangan
yang mengandung sakarin, dan 100 negara telah mengijinkan penggunaannya. CAC
mengatur maksimum penggunaan sakarin pada berbagai produk pangan berkisar
antara 80 - 5.000 mg/kg produk. Saat ini, meskipun sakarin telah dinyatakan
aman untuk dikonsumsi, namun di USA sendiri penggunaannya dalam produk pangan
masih sangat dibatasi.
6). Siklamat
Siklamat
atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S)
sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan
natrium siklamat. Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih,
tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta
berasa manis. Kombinasi penggunaan siklamat dengan sakarin dan atau
acesulfame-K bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa dan bahan
pengawet.
Pemberian
siklamat dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus percobaan dapat menyebabkan
tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan kerusakan genetik
dan atropi testikular. Informasi yang dikumpulkan oleh CCC (Calorie Control
Council) menyebutkan bahwa konsumsi siklamat tidak menyebabkan kanker dan non
mutagenik. Pada tahun 1984, FDA menyatakan bahwa siklamat tidak bersifat
karsinogenik. Meskipun FDA, JECFA dan CAC menyatakan bahwa siklamat aman untuk dikonsumsi,
namun Kanada dan USA tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai bahan
tambahan pangan (BPOM, 2004).
7). Sukralosa
Sukralosa
adalah triklorodisakarida yaitu 1,6- Dichloro- 1,6- dideoxy-ß-D-fructofuranosyl
- 4-chloro-4-deoxy-α-D-galactopyranoside atau
4,1,6-trichlorogalactosucrose dengan rumus kimia C12H19Cl3O8 merupakan
senyawa berbentuk kristal berwarna putih; tidak berbau; mudah larut dalam air,
methanol dan alcohol; sedikit larut dalam etil asetat, serta berasa manis tanpa
purna rasa yang tidak diinginkan. Sucralose
merupakan derivat sukrosa yang diklorinasi dengan tingkat kemanisan 600 x
sukrosa .
Sukralosa tidak
digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh karena tidak terurai sebagaimana halnya
dengan sukrosa. Sukralosa tidak dapat dicerna, dan langsung dikeluarkan oleh
tubuh tanpa perubahan. Hal tersebut menempatkan sukralosa dalam golongan Generally
Recognized as Safe (GRAS), sehingga aman dikonsumsi wanita hamil dan
menyusui serta anak-anak segala usia. Sukralosa teruji tidak menyebabkan karies
gigi, perubahan genetik, cacat bawaan, dan kanker. Selanjutnya sukralosa tidak
pula berpengaruh terhadap perubahan genetik, metabolisme karbohidrat,
reproduksi pria dan wanita serta terhadap sistem kekebalan. Oleh karena itu,
maka sukralosa sangat bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes
baik tipe I maupun II.
8). Isomalt
Isomalt
merupakan campuran equimolar dari 6-O-α-D-Glucopyranosyl-D-glucitol (GPG)
(GPG-C12H24O11) dan
1-O-α-D-Glucopyranosyl-D-mannitol (GPM) dihydrate (GPM-C12H24O11.2H2O)
mengandung gluko-manitol dan gluko-sorbitol dibuat dari sukrosa melalui dua
tahap proses enzimatik. Perubahan molekuler yang terjadi dalam proses tersebut
menyebabkan isomalt lebih stabil secara kimiawi dan enzimatik dibandingkan
dengan sukrosa. Isomalt berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan
berasa manis dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 0,45 sampai dengan 0,65 kali
tingkat kemanisan sukrosa. Nilai kalori isomalt sebesar 2 kkal/g atau setara
dengan 8,36 kJ/kg. Isomalt termasuk dalam golongan GRAS (Generally Recognized
As Safe), sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak menyebabkan karies gigi, dan
tidak menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes
tipe I dan II.
JECFA
menyatakan isomalt merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi
manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan Isomalt pada berbagai produk pangan
berkisar antara 30.000 sampai dengan 500.000 mg/kg produk dan sebagian besar
digolongkan sebagai GMP/CPPB.
9). Laktitol
Laktitol
termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak
menyebabkan karies gigi, dan tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan
insulin dalam darah bagi penderita diabetes. Hasil evaluasi Scientific
Committee for Food of European Union pada tahun 1984 menyatakan bahwa konsumsi
laktitol sebanyak 20 g/hari dapat mengakibatkan efek laksatif.
JECFA
menyatakan laktitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi
manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan laktitol pada berbagai produk pangan
berkisar antara 10.000 sampai dengan 30.000 mg/kg produk dan sebagian
digolongkan sebagai GMP/CPPB.
10).
Maltitol
Maltitol dengan
rumus kimia C12H14O11 atau
α-D-Glucopyranosyl-1,4-D-glucitol termasuk golongan poliol yang dibuat dengan
cara hidrogenasi maltosa yang diperoleh dari hidrolisis pati. Maltitol
berbentuk kristal anhydrous dengan tingkat higroskopisitas rendah, dan suhu
leleh, serta stabilitas yang tinggi. Dengan karakteristik tersebut maltitol
dimungkinkan bisa sebagai pengganti sukrosa dalam pelapisan coklat bermutu
tinggi, pembuatan kembang gula, roti coklat, dan es krim. Maltitol berasa manis
seperti gula dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 0,9 kali tingkat
kemanisan sukrosa. Nilai kalori laktitol sebesar 2,1 kkal/g atau setara dengan
8,78 kJ/g
Maltitol
termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak
menyebabkan karies gigi, dan tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan
insulin dalam darah bagi penderita diabetes.
JECFA
menyatakan maltitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi
manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan maltitol pada berbagai produk pangan
berkisar antara 50.000 sampai dengan 300.000 mg/kg produk dan sebagian
digolongkan sebagai GMP / CPPB.
11). Manitol
Manitol
dengan rumus kimia C6H14O6 atau D-mannitol;
1,2,3,4,5,6-hexane hexol merupakan monosakarida poliol dengan nama kimiawi
Manitol berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, larut dalam air, sangat
sukar larut di dalam alkohol dan tidak larut hampir dalam semua pelarut
organik. Manitol berasa manis dengan tingkat kemanisan relatif
sebesar 0,5 sampai dengan 0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa. Nilai kalori
manitol sebesar 1,6 kkal/g atau 6,69 kJ/g
Manitol
termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak
menyebabkan karies gigi, dan tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan
insulin dalam darah bagi penderita diabetes. Konsumsi manitol sebanyak 20
g/hari akan mengakibatkan efek laksatif.
JECFA
menyatakan manitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi
manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan manitol pada berbagai produk pangan
sebanyak 60.000 mg/kg produk dan sebagian digolongkan sebagai GMP/CPPB.
12). Silitol
Silitol
dengan rumus kimia C5H12O5 adalah monosakarida
poliol (1, 2, 3, 4, 5–Pentahydroxipentane) yang secara alami terdapat dalam
beberapa buah dan sayur. Silitol berupa senyawa yang berbentuk
bubuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan berasa manis. Silitol memiliki
tingkat kemanisan relatif sama dengan tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai
kalori sebesar 2,4 kkal/g atau setara dengan 10,03 kJ/g.
Silitol
termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak
menyebabkan karies gigi, menurunkan akumulasi plak pada gigi, dan merangsang
aliran ludah dalam pembersihan dan pencegahan kerusakan gigi.
JECFA
menyatakan silitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi
manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan silitol pada berbagai produk pangan
berkisar antara 10.000 sampai dengan 30.000 mg/kg produk, dan sebagian
digolongkan sebagai GMP/CPPB.
13).
Sorbitol
Sorbitol atau
D-Sorbitol atau D-Glucitol atau D-Sorbite adalah monosakarida poliol
(1,2,3,4,5,6–Hexanehexol) dengan rumus kimia C6H14O6.
Sorbitol berupa
senyawa yang berbentuk granul atau kristal dan berwarna putih dengan titik
leleh berkisar antara 89° sampai dengan 101°C, higroskopis dan berasa manis.
Sorbitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan 0,5 sampai dengan 0,7
kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,6 kkal/g atau
setara dengan 10,87 kJ/g. Penggunaannya pada suhu tinggi tidak ikut berperan
dalam reaksi pencoklatan (Maillard)
Sorbitol termasuk dalam golongan GRAS,
sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak menyebabkan karies gigi dan sangat
bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes dan diet rendah
kalori. Meskipun demikian, US CFR memberi penegasan bahwa produk
pangan yang diyakini memberikan konsumsi sorbitol lebih dari 50 g per hari,
perlu mencantumkan pada label pernyataan: “konsumsi berlebihan dapat
mengakibatkan efek laksatif “
JECFA
menyatakan sorbitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi
manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan sorbitol pada berbagai produk pangan
berkisar antara 500 sampai dengan 200.000 mg/kg produk, dan sebagian
digolongkan sebagai GMP/CPPB.
1.
Penggunaan Zat
Pemanis dan Zat Pemantap pada Bahan Pangan
Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan
minuman sebagai pengganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
pemanis alami (gula), yaitu:
Rasanya lebih manis
Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang
jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes) dalam
mengatasi diet
Harganya lebih terjangkau.
Pemanis-pemanis lainnya yang
berpotensi untuk dikembangkan dan diaplikasikan ke dalam makanan di antaranya
adalah neohesperidin dihidrochalkon yang merupakan turunan dari senyawa
flavonon yang terdapat di dalam jeruk-jerukan. Thaumatin, yang berasal dari
buah-buahan tropis di Afrika yang juga berpotensi mengingat tingkat
kemanisannya sangat tinggi jika dibandingkan dengan tingkat kemanisan sukrosa.
Monelin dan mirakulin, yang merupakan protein yang berasal dari jenis buah beri
juga mempunyai potensi untuk dikembangkan.
Beberapa zat pemanis yang
digunakan dalam bahan pangan memiliki batas jumlah yang diperbolehkan. Tabel
berikut memperlihatkan batas maksimum dari beberapa zat pemanis buatan yang
ditetapkan oleh WHO
yag dinamakan Acceptable Daily Intake (ADI) atau kebutuhan per orang per
hari, yaitu jumlah yang dapat dikonsumsi tanpa menimbulkan resiko serta CAC.
2.
Dampak Penggunaan Pemanis Buatan
Bahan
pemanis sintetis seperti aspartam, xyllotil, siklamat, dan sakharin yakni
natrium dan kalium sakarin, dilarang penggunaannya. Dampaknya yaitu :
i. Pemanis aspartam dapat mengakibatkan
penyakit fenilketonuria, memicu sakit kepala, pusing-pusing, dapat mengubah
fungsi otak dan perilaku.
ii. Sakarin, yang nama kimia sebenarnya
adalah natrium sakarin atau kalium sakarin penggunaan yang berlebihan dapat
memicu terjadinya tumor kandung kemih, dan menimbulkan rasa pahit getir. Sakarin
juga dapat menimbulkan reaksi dermatologis bagi anak-anak yang alergi terhadap
sulfa
iii. Penggunaan xyllotil akan
berimplikasi pada timbulnya kanker karena bersifat karsinogenik.
iv. Acesulfame -K berbahaya bagi
penderita phenylketonuria karena dapat menyebabkan resiko penurunan fungsi otak
v. Pemberian siklamat dengan dosis yang
sangat tinggi dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa,
serta menyebabkan kerusakan genetik dan atropi testikular
vi. Siklamat memunculkan banyak gangguan
bagi kesehatan, di antaranya tremor, migrain dan sakit kepala, kehilangan daya
ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut,
alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak
( www.depkes.go.id).
3 comments:
Iron Chef - Titanium Hair
Iron mens titanium earrings Chef titanium pipe - Iron Chef properties of titanium - babyliss pro nano titanium Iron titanium solvent trap monocore Chef Titanium Hair
c586p9wcvsf896 cheap sex toys,sex toys,Wand Massagers,horse dildo,g-spot dildos,male sex dolls,sex doll,dildos,custom sex doll r838v4dgwpj169
ae677 Cheap Jerseys from china,Cheap Jerseys from china,Cheap Jerseys from china,Cheap Jerseys from china,Cheap Jerseys from china,Cheap Jerseys from china,Cheap Jerseys from china,Cheap Jerseys from china,Cheap Jerseys from china vb782
Post a Comment